JAKARTA, KOMPAS.com – Berbicara soal ekspor mobil buatan Indonesia, wilayah ASEAN masih jadi pasar terbesar Indonesia, selain Jepang dan beberapa negara Timur Tengah.
Pembatasan impor lewat pajak konsumsi di Vietnam akan berdampak pada kinerja ekspor beberapa negara di kawasan Asean, termasuk Indonesia.
Tenaga Ahli Bidang Perjanjian Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Rico Nugrahatama, mengatakan, sekitar 53 persen dari seluruh ekspor Indonesia berada di ASEAN.
Sementara pangsa pasar Vietnam mencapai 7,8 persen, dengan nilai ekspor sebesar 586.514 dolar AS pada 2018.
“Peraturan dalam negeri Vietnam secara langsung akan mempengaruhi, karena di ASEAN sendiri Vietnam masuk dalam tiga besar paling banyak, setelah Filipina dan Thailand,” katanya saat dihubungi Kompas.com (4/10/2019).
Meski begitu, Rico mengatakan, efek dari pajak konsumsi spesial (special consumption tax/SCT) yang diterapkan Vietnam belum bisa terlihat cepat.
“Dampaknya biasanya akan ketahuan pada tahun depan, atau setelah triwulan ketiga itu bisa kelihatan seberapa besar efeknya,” ujarnya.
Untuk diketahui, pasar Vietnam nyatanya cukup potensial bagi Indonesia. Berdasarkan data Kemendag, valuasi ekspor Indonesia ke Vietnam selalu meningkat dari tahun ke tahun sejak 2014.
Pada 2014, nilai ekspor di sektor industri pengolahan kendaraan mencapai angka 5,2 juta dolar AS. Lantas angkanya menjadi 7,5 juta dolar AS tahun 2018 atau meningkat sekitar 44 persen.
Sedangkan pada periode Januari-Juli 2019, nilai ekspor Indonesia ke Vietnam telah mencapai 4,4 juta dolar AS. Bertambah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,1 juta dolar AS.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/07/080200315/kinerja-ekspor-mobil-indonesia-terancam-di-vietnam