Pertama Kali di Kustomfest 2019, Ajang Balap Flat Track

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kustomfest 2019 memiliki program baru untuk menyalurkan bakat balap dari para pecinta motor custom. Di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, dibuat sirkuit oval untuk arena Flat Track Race.

Adalah Yayack Priyo Wibowo, Direktur Kustomfest Flat Track Race, yang berinisiatif membawa ajang balap flat track ke ajang kontes motor custom ini.

"Sebenarnya, memang kita sudah lama sekali ingin bikin balap flat track. Terus, kita lihat korelasinya bahwa di flat track race ini memang lebih spefisik dan ini beresentuhan langsung sama dunia custom juga," ujar Yayack, kepada wartawan, di JEC, Jumat (4/10/2019).

Yayack menambahkan, dirinya melihat dari vintage flat race yang memang akhirnya bagaimana orang membuat sebuah motor balap, dari motor pabrikan waktu itu, dengan gayanya sendiri dan berbagai macam ubahan dengan sentuhan custom-nya.

Kustomfest Flat Track Race ini melombakan sembilan kelas, satu kelas spesial dan delapan kelas reguler. Kategorinya dibagi menjadi horizontal engine, vertical engine, vintage v engine, dan vintage bike.

Motor yang digunakan tidak hanya motor custom bergaya tracker atau scrambler, tapi juga ada motor bebek, motor trail, skuter, dan lainnya.

"Ada yang menarik, satu kelas yang tadi saya bilang spesial. Itu namanya Star Racer. Ini isinya para influencer, builder, bahkan ada pebalap dan tamu-tamu kami, mereka akan turun di situ," kata Yayack.

Balapannya sendiri berdurasi lima lap untuk penyisihan dan tujuh lap untuk final. Trek berbentuk oval ini memiliki karakteristik lebar 8 meter dengan panjang 160 meter.

"Kami bekerja sama dengan Roger dari Five Hot Shoes Japan. Dia memang pebalap dan builder sirkuit flat track. Saya mentoring dengan dia untuk desain sirkuit dan dia beri gambaran, dan jadilah trek ini. Jadi, memang saya buat benar-benar sesuai ukuran internasional," ujar Yayack.

Lulut Wahyudi, Direktur Kustomfest, mengatakan, jumlah peserta yang mengikuti ajang balap ini hampir mencapai 100 starter dengan peserta paling banyak dari Jakarta.

"Mereka bawa motor juga dari Jakarta, ramai-ramai menyewa kendaraan untuk mengangkut motornya. Hal ini yang membuat kami takjub," kata Lulut.