JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas ban sangat berpengaruh pada kondisi penyimpanannya. Tidak masalah ban tersebut sudah selesai produksi beberapa tahun sebelumnya.
PG-On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Zulpata Zainal menyatakan bahwa, usia produksi ban tidak mempengaruhi baik-buruknya kualitas ban tersebut. Kecuali, bila penyimpanan bannya tidak baik.
Tetapi memang cukup sulit untuk memastikan bahwa ban baru masih dalam kondisi terbaiknya atau tidak. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan ban itu dalam jangka waktu tertentu.
Kendati demikian, calon pembeli bisa memastikan bahwa ban tersebut masih layak digunakan atau tidak dengan cara melakukan pengecekan fisik. Satu diantaranya, memastikan permukaan dinding dan tapak ban masih terdapat bulu halus.
"Bulu itu menjadi salah satu indikator atau tanda bahwa ban itu masih baru. Bulu bakal lepas dengan sendirinya seiring waktu pemakaian," katanya kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Namun sebaiknya jangan memilih ban yang memiliki bulu terlampau banyak di tapak ban. Karena hal itu bisa mengurangi traksi ban.
Perlu diketahui, bulu pada ban itu menempel karena hasil produksi ban tepatnya ketika selesai proses percetakan. Hal itu dikarenakan ada sebagian material ban yang terdorong ke jalur udara atau vent hole pada percetakannya.
Setelah selesai produksi, bulu itu tidak ada gunanya. Walau seperti itu, kehadiran bulu tersebut bisa diasumsikan bahwa kondisi ban masih baru.
Selain itu, Anda juga bisa teliti apakah pada permukaan ban masih ada lapisan berwarna putih seperti lilin atau tidak. Lapisan tersebut bertujuan untuk menjaga kompon ban supaya tidak rusak saat disimpan.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/24/170100415/cara-mudah-deteksi-ban-baru-yang-masih-sehat