JAKARTA, KOMPAS.com – Ban mobil yang sudah pernah mendapat tambal bal memang masih bisa dipakai. Namun yang harus jadi perhatian, seperti apa tambal ban yang dilakukan. Jangan sampai efek tambal ban jadi bom waktu pemicu pecah ban.
Menurut Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia Fachrul Rozi, tambal ban model tusuk memang cukup diminati oleh orang-orang, karena harganya yang terjangkau. Padahal metode ini hanya dianjurkan untuk sementara saja.
“Tambalan model tusuk atau yang seperti cacing sifatnya hanya sementara, sampai dibawa ke bengkel. Sebab tambalan ini tidak secara sempurna menutup lubang yang menyebabkan bocor,” ujarnya saat ditanya Kompas.com (17/9/2019).
“Kalau ujung paku atau benda tajam yang menancap, menggesek bagian dalam ban. Ini yang berpotensi menimbulkan celaka di kemudian hari. Air mungkin bisa masuk, atau luka sayatan makin melebar hingga berakibat pecah ban,” sambung Rozi.
Rozi juga mengingatkan, tambal ban yang baik adalah yang dilakukan dari dalam. Biasanya dilakukan oleh bengkel-bengkel besar, dan harganya memang tidak murah. Sebab prosesnya yang lebih rumit ketimbang tambal ban model tusuk.
“Kalau dari dalam, ban harus dibuka. Nanti ditempel tire patch atau yang biasa dikenal dengan merek Tip Top. Ini sifatnya bisa permanen, sampai usia ban habis,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/17/161840315/jadi-pemicu-pecah-ban-tambal-ban-model-tusuk-hanya-untuk-sementara