Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bedanya Teknologi Hybrid e-Power pada Nissan Note

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Nissan Motor Indonesia (NMI) telah menyatakan bakal meluncurkan dua kendaraan listriknya pada 2020 mendatang. Keduanya adalah Leaf dan Note e-Power.

Meski sama-sama digerakan motor listrik, tapi ada perbedaan signifikan antar keduanya. Bila Leaf benar-benar murni listrik, sementara Note e-Power masih mengusung mesin bensin 1.200 cc.

Menariknya, walau masing menggunakan mesin konvensional tapi seluruh penggerak pada Note e-Power dikerjakan langsung oleh motor listrik.

Tapi cara kerjanya bukan seperti mobil hibrida pada umumnya, karena mesin bensin hanya berguna sebagai generator mengisi daya ke baterai.

Senior Manager R&D NMI Jauhari Adzannis, mengatakan Nissan e-Power merupakan salah satu solusi yang sangat baik untuk peralihan dari mobil internal combustion engine (ICE) ke mobil listrik.

"Bisa dibilang hybrid, tapi cara kerja berbeda karena yang benar-benar menggerakan roda mobil itu tenaga dari listrik yang di salurkan baterai. Mesinnya cuma buat generator dan sama sekali tak berperan ikut memberikan tenaga untuk gerakan roda, kalau hybrid kan bisa dua-duanya," ujar Jauhari di Karawang, Jawa Barat, Senin (9/9/2019).

Kondisi ini dinilai Jauhari lebih baik ketimbang hybrid konvensional. Karena secara emisi buang sangat baik, efesiensi tinggi, serta lebih cocok untuk menjawab tantangan infrastruktur di Indonesia seperti charging station yang sampai saat ini belum lengkap dan tersedia di semua tempat.

Teknologi e-Power akan menggerakan seluruh roda oleh motor listrik. Untuk sistemnya, e-Power terdiri dari tiga komponen utama, yakni generator dan mesin bensin, motor listrik dan inventor, serta baterai.

Jauhari mengatakan tangki bahan bakar untuk mesin bensin kapasitas penuhnya 40 liter. Dengan kondisi full, Note e-Power mampu menempuh jaraknya sejauh 1.400 kilometer, karena berdasarkan pengetesan internal konsumsinya sebesar 1 liter berbanding 37 kilometer.

"Mesin bensin ini seperti genset berjalan untuk menyuplai daya ke baterai, jadi tanpa perlu charging sendiri. Karena dia sifatnya dibantu pengisian dari mesin konvensional, secara kapasitasnya memang tak terlalu besar, hanya 1,5 kWh. Kalau dibandingkan, Leaf lebih besar karena kapasitasnya 40 kWh," ucap Jauhari.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/10/100100115/bedanya-teknologi-hybrid-e-power-pada-nissan-note

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke