JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar otomotif Indonesia diketahui mengalami penurunan di awal tahun. Salah satunya yang terdampak adalah segmen LCGC MPV.
Toyota yang memiliki produk Calya di segmen ini dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga mengalami penurunan. Periode Januari hingga April 2019 Calya terjual sebanyak 14.048 unit, padahal di periode yang sama tahun lalu terjual sebanyak 21.535 unit.
Mengenai pasar Calya, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy menolak bila dikatakan penjualan Calya mengalami penurunan. Menurutnya capaian penjualan Calya sudah mencapai pasar normalnya.
“Calya hadir di akhir 2016 semester dua, membuat permintaan naik sampai 2017. Puncaknya permintaan Calya ada di awal peluncurannya,” ucap Anton saat ditemui Sabtu (22/6/2019).
Anton menjelaskan, saat itu konsumen yang memiliki kemampuan terbatas, yang memilih mobil bekas, bisa membeli mobil tujuh penumpang di kelas LCGC. Calya sendiri menarik minat 50 persen sampai 60 persen calon konsumen pembeli mobil pertama.
Kemudian di 2017, pendukunga penjualan Calya hadir dari merebaknya taksi online. Di saat itu pula kemampuan lembaga peminjaman atau leasing lebih tinggi dibanding saat ini.
“Dibanding 2016-2017, daya serap leasing lebih kuat dibanding akhir 2018. Jadi faktor ada taksi online dan leasing itu mendorong penjualan Calya,” ucap Anton.
Anton berharap di tahun ini akan ada produk yang benar-benar baru untuk mendorong pasar. Tidak harus dari Toyota, namun dapat membantu pasar bergerak positif.
“Produk Calya sendiri tidak baru. Segmennya yang dulu tidak bisa membeli mobil, bisa beli. Jadi saya bilang bukan turun tapi jadi permintaan normal, alaminya. Bukan jenuh. Calya itu di 5.000 unit dulu pernah 7.000 unit sampai 6.000-an unit jadi memang 5.000 ini (normalnya),” ucap Anton.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/06/25/140200915/jualan-calya-turun-ini-kata-toyota