Jakarta, KOMPAS.com – PT Toyota Astra Motor (TAM) berharap bisa mempertahankan penguasaan pangsa pasar sepanjang 2019, seiring persaingan ketat yang terus terjadi. Target ini bercermin dari rapor penjualan yang diperoleh sepanjang 2018 turun 5,2 persen dari hitungan wholesale dan minus 3,8 persen untuk retail sales.
Mengacu data Gaikindo, sepanjang 2017 lalu, Toyota plus Lexus berhasil menjual total 372.614 unit untuk wholesale dan 371.270 unit retail sales. Sedangkan, data yang disuguhkan TAM, sepanjang 2018 lalu, wholesale tercatat 353.000 sedangkan retail sales 357.000.
Lewat hasil ini, pangsa pasar Toyota menurun lumayan besar, mengingat posisinya sebagai pemimpin pasar otomotif di Indonesia. Market share untuk wholesale, mengacu data termutakhir Gaikindo periode Januari-November 2018, hanya 30,6 persen sedangkan retail sales, adalah 30,8 persen.
Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmy, mengatakan, kompetisi di pasar dalam lima tahun terakhir memang semakin ketat. Perubahan yang terjadi di pasar juga sudah diantisipasi oleh Toyota dengan beragam strategi dan bukan sekadar produk baru saja, tetapi juga terkait pengembangan oleh prinsipal, termasuk memikirkan platform bagaimana berjualan mobil, menjaga konsumen fleet, sampai mobility basis.
Toyota, kata Anton, memprediksi total pasar di 2019 diasumsikan akan sama seperti tahun sebelumnya. Kondisi memasuki tahun politik, diprediksi tidak akan terlalu berpengaruh banyak ke pasar, sehingga target ditetapkan sama seperti tahun lalu.
“Secara jumlah, dengan produk baru, harapan kita impact-nya tetap bisa mempertahankan market share, (sekaligus) melihat kompetisi, realistisnya 31 persen (retail sales), sama seperti tahun lalu (2018),” kata Anton di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2019).
Masih Positif
Meski turun, Anton menilai, capaian market share 31 persen sampai akhir 2018 dianggap masih relatif baik, jika dibandingkan dengan kinerja Toyota di negara lain, seperti Amerika Serikat, Australia, dan Eropa, yang porsinya tidak sampai sebesar itu.
“Memang kalau volume market-nya berbeda. Tetapi, kalau dibandingkan dengan (market share) Toyota di seluruh dunia, kita pikir 30-31 persen masih lumayan cukup baik. Bahkan dari total volume (penjualan), kita hanya kalah dari AS, China, dan Jepang, masih peringkat keempat (Toyota) dunia,” ucap Anton.
Terkait dengan prediksi pasar otomotif 2019, Anton menjelaskan, kondisi makro ekonomi, mulai dari GDP, nilai tukar mata uang, harga bahan bakar, belum menunjukkan sinyal yang lebih positif. Selain itu, kondisi ekonomi global juga belum stabil.
“Kami enggak bilang ekonomi ini jelek, tapi belum ada sinyal yang lebih positif dari tahun sebelumnya. Kalau ada stabilitas politik, ini bisa membantu, meksipun pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya, lebih kurang sama, tidak terganggu,” ucap Anton.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/01/09/130200515/toyota-lebih-realistis-menghadapi-2019