JAKARTA, KOMPAS.com - Segmen mobil murah atau yang biasa dikenal Low Cost Green Car (LCGC) ditawarkan produsen untuk menjadi pilihan konsumen Indonesia. Ragam modelnya pun beragam dengan pilihan mesin dan fitur yang membuat segmen ini mampu menjadi salah satu segmen terbesar dalam penjualan di Tanah Air.
Namun dilaporkan PT Toyota Astra Motor (TAM), penjualan segmen mobil murah mereka mengalami penurunan. Ini terlihat dari data wholesale dari Januari hingga Oktober 2018 mencatat angka 181.000 unit sedangkan tahun lalu di periode yang sama bisa tembus hingga 199.000 unit.
Menanggapi hal ini, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto, ada beberapa faktor yang membuat segmen mobil murah menurun di tahun ini.
“Segmen menengah ke bawah itu terkena dampak beberapa hal seperti non performing loan (NPL/ kredit bermasalah), pengetatatn dari leasing company, serta bunga yang terus meningkat. Itu yang mempengaruhi daya beli masyarakat,” ucap Soerjo ketika ditemui beberapa waktu lalu.
Ini berbeda dengan kondisi model-model di segmen medium ke atas. Di segmen ini justru mengalami peningkatan penjualan.
“Segmen menengah ke atas ini ada uang. Tapi sensitif terhadap model. Kalau mobilnya tidak menarik, dari desain dan sebagainya, ia tidak membeli. Jadi mereka melihat produk-produk harus menarik,” ucap Soerjo.
Soal segmen LCGC sendiri, Soerjo mengungkapkan segmen ini menyumbangkan seperlima dari total market penjualan otomotif. Jika diandaikan ini seperti tulang yang dibagi antara merek-merek lain yang memiliki produk di segmen yang sama.
“LCGC bukan hanya punya Toyota Daihatsu, merek lain juga. Sebenarnya LCGC itu tulang, bukan daging, cuma untuk memenuhi aturan pemerintah. Kalau untuk profit arahnya ke medium ke atas, LCGC comply ke pemerintah,” ucap Soerjo.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/12/11/112845715/jualan-mobil-murah-turun-ini-kata-toyota