SEPANG, KOMPAS.com – Pebalap Yamaha Valentino Rossi gagal menyempurnakan hari bahagianya, pada Minggu (4/11/2018) di GP Malaysia. Ini lantaran dirinya harus terjatuh dan kehilangan podium tertinggi di seri ke-18 tersebut, di lima lap akhir.
Pebalap berusia 39 tahun itu mengungkapkan suasana hatinya yang hancur, setelah keluar dari posisi terdepan kompetisi di kelas premier, untuk ketiga kalinya sepanjang karirnya.
Buruknya hasil Rossi, kontras dengan pencapaian Francesco Bagnaia dari Sky Racing VR46 yang merupakan timnya di Moto2, berhasil meraih gelar juara dunia 2018. Ini merupakan kejuaraan pertama yang berhasil dimenangkan timnya.
Lebih dari itu, saudara tirinya Luca Marini juga berhasil memperoleh podium tertinggi buat pertama kalinya juga di GP Malaysia, pada kelas Moto2 dan tim yang sama dengan Bagnaia.
"Mungkin itu adalah momen terburuk (terjatuh dan kehilangan podium). Setelah kemenangan saudaraku, seharusnya ini bisa menjadi hari yang luar biasa, tetapi akhirnya hanya seperti ini,” tutur Rossi dari Crash.net, Senin (5/11/2018).
Namun, Rossi mengaku bangga dengan kesuksesan timnya di Moto2, bahkan dirinya mengaku sempat mengeluarkan air mata.
“Itu adalah perasaan yang tidak bisa dipercaya. Ini adalah hari yang tak terlupakan bagi kami karena ini adalah kejuaraan dunia pertama bagi tim kami, dan juga buat akademi, karena Pecco memenangkan gelar pertamanya,” ujar Rossi.
“Saya sangat senang, sangat bangga padanya. Hormat saya, saya pikir dia tidak bisa memenangkan perlombaan tahun ini. Jadi saya sangat bahagia dan saya berharap dia bisa terus berkendara dengan cara seperti itu,” kata Rossi.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/11/05/170200615/cerita-di-balik-kegagalan-rossi-di-gp-malaysia