JAKARTA, KOMPAS.com – Menjelang perpisahannya dengan Ducati pada akhir musim 2018, juara dunia tiga kali MotoGP Jorge Lorenzo berceloteh, soal adapatasinya dengan mesin Desmosedici yang ditugganginya ini.
Dirinya mengatakan, peralihan dari mesin 250cc (sekarang setara Moto2) ke MotoGP pada 2008 lalu disebut lebih mudah, apabila dibandingkan dengan perpindahannya dari mesin Yamaha ke Ducati di awal musim 2017 lalu.
Lorenzo terpikat untuk pindah dari Yamaha ke Ducati dengan mahar besar, dan berambisi untuk bisa memenangkan kejuaraan dunia di tim berbeda. Namun kemitraan Lorenzo dan Ducati tak harmonis, karena hasil tak memuaskan yang diberikan Lorenzo sampai awal 2018 ini.
“Bersama Yamaha saya hampir tidak menyentuh rem belakang, dan saya melepaskan rem depan lebih cepat untuk meningkatkan kecepatan saya di tikungan. Lalu dengan Ducati, benar-benar kebalikannya,” kata Lorenzo dari Motosport.com, Rabu (17/10/2018).
“Jadi saya akan katakan bahwa melangkah dari Aprilia 250cc ke Yamaha MotoGP, tampak tak begitu dramatis, dibandingkan dengan kedatangan saya ke Ducati (dari Yamaha),” kata Lorenzo.
Lorenzo mengakui, dirinya sempat menganggap remeh dan menyebut dirinya bisa kompetitif sejak awal di Ducati. Namun kenyataanya berkata lain, dirinya harus berjuang keras beradaptasi dan mencapai performa bagus, yang didapatkan baru-baru ini.
“Saya pikir saya akan melaju cepat sejak awal menunggangi Ducati, tapi hasilnya tidak seperti itu,” kata Lorenzo.
Meski mengagumi Casey Stoner sebagai penunggang Ducati sampai meraih gelar juara dunia, tapi Lorenzo memberikan catatan. Lorenzo menyebut masa itu ada dalam keadaan yang tidak biasa buat Ducati, di mana mereka menggunakan ban Bridgestone dan tenaga motor Ducati 30hp lebih besar dibanding yang lain.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/10/18/074200115/lorenzo-mengaku-terlalu-percaya-diri-di-ducati