JAKARTA, KOMPAS.com – Istilah “water hammer” sudah cukup familiar di telinga, terutama saat musim banjir tiba sampai musibah tsunami terjadi. Situasi yang memungkinkan mesin mobil terendam air, menjadi momok mengerikan buat pemilik kendaraan.
Nurrahman Adi Saputra, Kepala Bengkel Auto2000 Lampung Raden Intan, mengatakan, water hammer adalah kondisi di mana mesin tidak bisa menyala lagi, karena ada air yang masuk ke dalam ruang bakar atau sistem pelumasan, di mana kompresinya tidak bisa berjalan lagi.
“Jadi mesin itu mengompresi udara dalam ruang bakar, jika ada air masuk yang menekan adalah air, dan tekanan itu bisa mendorong piston dengan sangat besar, bahkan bisa membuat setang piston bengkok, itu kondisi pertama,” ujar Nurrahman kepada KOMPAS.com, Senin (1/10/2018).
Kemudian kondisi kedua, kata Nurrahman, ketika sistem pelumasan kemasukan air, dan bercampur dengan oli. Ini membuat sistem pelumasan menjadi tidak maksimal dan mengakibatkan panas, ketika indikator panas didiamkan, maka mengakibatkan over heat dan membengkokkan komponen mesin juga.
“Jadi yang namanya air ini sangat jahat jika masuk ke sistem ini,” ujar Nurrahman.
Jalan masuk air ke ruang bakar macam-macam kasusnya, bisa jadi dari sela-sela lubang busi, kemudian juga dari air intake-nya.
“Karena itu mobil off-road biasanya menggunakan snorkel biar udara diambil dari atas, bukan dari bawah, yang berpotensi membawa air masuk,” ujar Rahman.
Tentu saja jika komponen mobil seperti piston bisa sampai bengkok, maka biaya perbaikannya tentu tak murah. Jadi berhati-hatilah ketika melalui genangan, tapi ketika mobil sudah terlanjur tergenang, baiknya langsung bawa ke bengkel untuk diperbaki, tanpa harus dipaksa menyala terlebih dahulu.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/10/03/084200515/mengenal-kondisi-water-hammer-di-mesin-mobil