BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Shell
Salin Artikel

Agar Mesin LCGC Anda Tidak Cepat Panas, Simak Hal Ini

KOMPAS.com – Mobil murah ramah lingkungan atau dikenal dengan low cost green car (LCGC) saat ini masih menjadi salah satu mobil incaran masyarakat Indonesia. Salah satu alasannya karena mobil jenis ini dijual dengan harga yang lebih terjangkau dari mobil jenis lainnya.

Hal ini terlihat dari angka penjualannya yang masih tinggi. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil LCGC dari pabrikan ke dealer pada 2017 sebanyak 234.554 unit.

Namun, tak ada gading yang tak retak. LCGC juga memiliki sejumlah kekurangan, seperti mesin yang berkubikasi kecil. Akibatnya, mesin akan lebih cepat panas bila dipacu secara terus-menerus, terlebih pada kondisi macet.

Sebab, pada kondisi tersebut mesin mobil akan bekerja lebih ekstra dari biasanya dan meningkatkan risiko mesin lebih cepat aus. Bila mesin sudah dalam kondisi aus, maka potensi overheat tidak dapat terhindarkan.

Namun, ternyata hal tersebut bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan mesin mobil menjadi lebih cepat panas. Banyak faktor lain yang juga memainkan peran.

Salah satu di antaranya sistem pendingin mesin yang jarang mendapat perhatian. Ditambah dengan faktor kelalaian pemilik yang kerap mengesampingkan pentingnya mengecek kondisi air radiator.

Melansir Kompas.com, Rabu (1/4/2014), sirkulasi air radiator harus menjadi perhatian khusus bila mesin pada kuda besi Anda tidak ingin cepat bermasalah. Caranya adalah dengan selalu melakukan perawatan rutin untuk mengganti air radiator setiap 20.000 kilometer sekali.

Pergantian ini selain berfungsi untuk melancarkan sirkulasi pada radiator, juga dapat membersihkan kotoran yang menyempil pada sela-sela komponen yang dapat menghambat kerja mesin.

Selain itu, ada baiknya juga Anda selalu memeriksa kondisi air radiator sebelum bepergian. Hal ini untuk mengetahui apakah volume air masih cukup atau sudah berkurang.

Jika air pada radiator berkurang cukup banyak, sekitar 600 mililiter atau lebih, bisa jadi radiator mengalami kebocoran. Adapun kebocoran pada radiator bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Seperti selang yang sudah getas, sambungan selang yang kendor, atau pegas tutup radiator yang sudah tidak berfungsi baik.

Selain itu, overheat juga bisa diakibatkan oleh motor kipas radiator yang lemah.

Ketika putaran kipas yang bekerja untuk mendinginkan radiator melemah, tak pelak proses pendinginan pun menurun. Biasanya hal ini teridentifikasi ketika Anda sedang memacu mobil dengan kecepatan tinggi dan temperatur mesin lebih cepat naik.

Nah, salah satu solusi untuk mengatasi hal ini adalah mengganti motor kipas tersebut, atau jika sudah terlalu parah biasanya kipas juga ikut diganti.

Selain masalah pada sistem pendingin mesin mobil, overheat juga bisa disebabkan dari penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang tidak sesuai, seperti bahan bakar yang memiliki kadar oktan lebih rendah.

Bila mobil terus disuntik BBM ber-oktan rendah, maka mobil bisa mengalami knocking atau lebih familiar disebut ”ngelitik”. “Ngelitik” sendiri merupakan gejala bunyi tidak biasa yang keluar dari mesin mobil ketika sedang melaju. Jika terus dibiarkan, maka kecenderungannya mesin akan cepat memanas.

Jika Anda menemukan salah satu dari beberapa kasus di atas, maka melakukan perbaikan di bengkel wajib hukumnya bila mobil tidak ingin mendapatkan masalah yang lebih serius.

Oli mesin khusus LCGC

Selain beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, ternyata oli juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja mesin LCGC agar tidak cepat overheat.

Melansir berita Kompas.com pada Jumat (9/3/2018), LCGC memiliki ruang bakar dengan piston yang begitu kecil dan padat. Selain itu, kubikasi maksimalnya hanya mencapai 1.200 cc.

Dengan desain demikian, tentunya jarak antara komponen di dalamnya semakin dekat dan rapat, termasuk lubang saluran pendingin dan sistem lubrikasi.

Hal tersebut secara tidak langsung berimplikasi terhadap jenis oli yang digunakan. Semakin cair oli yang dipakai, maka akan semakin leluasa pula oli tersebut melumasi sela-sela komponen mesin yang rapat sekalipun.

Adapun cara mengetahui kadar kekentalan sebuah oli dapat diketahui dari kode kombinasi huruf dan angka yang tertera di kemasan.

Melansir Kompas.com, Kamis (12/4/2018), Kode untuk menandai jenis kekentalan oli biasanya diawali dari kata SAE, singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya ada angka yang menandai suhu.

Setelah angka ini, ada kode huruf W yang diambil dari kata Winter. Huruf W biasanya diikuti dengan angka terakhir yang menandai jenis kekentalan. Semakin besar angka, semakin tinggi pula kadar kekentalannya.

Berbekal pembacaan kode di kemasan oli, Anda pun bisa mencari oli dengan kadar kekentalan cair untuk mobil LCGC.

Salah satu yang direkomendasikan adalah oli dengan kadar 0W-20 dan 5W-30 seperti yang dimiliki Shell Helix Eco.

Selain sesuai dengan formula mesin LCGC, oli ini juga memiliki fuel economy technology yang mampu memberikan perlindungan tinggi terhadap keausan mesin dan gejala overheat.

Selain itu, Shell Helix Eco juga mampu meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi yang terbuang.

Dengan begitu, mesin mobil LCGC Anda akan menjadi lebih ramah lingkungan dan dapat menghindarkan mesin agar tidak cepat kepanasan.

https://otomotif.kompas.com/read/2018/09/14/200443515/agar-mesin-lcgc-anda-tidak-cepat-panas-simak-hal-ini

Bagikan artikel ini melalui
Oke