JAKARTA, KOMPAS.com - Dibandingkan produk skuter matik Piaggio lainnya, populasi Zip bisa dibilang sangat jarang. Kondisi ini tak lepas dari tak dijualnya lagi skutik mungil tersebut di Indonesia.
Piaggo Zip tercatat pernah eksis di pasar roda dua dalam negeri. Pada awalnya, motor ini diimpor utuh langsung dari Italia oleh salah satu importir. Pada 2011, penjualannya dilanjutkan oleh PT Piaggio Indonesia yang memasarkan Zip rakitan Vietnam.
Namun setelah beberapa tahun, Piaggio Indonesia tak lagi menjual motor berkubikasi 100cc ini. Untuk ukuran motor bermesin 100cc, harga Zip memang relatif mahal, yakni sekitar Rp 18 juta untuk CBU Italia, dan Rp 12 juta untuk rakitan Vietnam.
Meski populasinya jarang, sampai saat ini pengguna Zip masih bisa ditemui. Mereka juga punya komunitas yang menamakan diri Piaggio Zip Enthusiast (PZE).
Keberadaan komunitas PZE tergolong belum lama. Mereka baru muncul pada sekitar pertengahan 2018.
Koordinator PZE, Angga Pratama menyebut sampai saat ini anggota PZE tercatat ada sekitar 155 orang. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 30 yang aktif mengikuti kegiatan rutin komunitas.
Menurut Angga, munculnya PZE berawal dari sejumlah pengguna Zip yang berdomisi di Tangerang Selatan. Melalui forum yang ada di media sosial, mereka kemudian berkomunikasi dengan para pengguna Zip yang ada di kota lain. Hingga akhirnya terbentuklah PZE.
"Awalnya memang anak-anak ZIP dari perkunpulan di Kaskus sama di Facebook," kata Angga kepada Kompas.com, Minggu (9/9/2018).
Seperti komunitas motor pada umumnya, para anggota PZE juga cukup rutin mengadakan kopi darat, baik sekedar kongkow maupun riding bersama. Angga berharap keberadaan PZE bisa membantu sesama pengguna Zip yang ingin mencari informasi seputar spare part dan aksesori.
Karena itu, Angga mengajak para pengguna Zip yang belum mengetahui tentang PZE untuk tidak sungkan bergabung.
"Untuk membernya sendiri kita terbuka untuk seluruh pengguna Zip. Jadi bagi yang mau gabung, tinggal datang aja kalau pas kita lagi kopdar," ucap Angga.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/09/10/110200815/meski-jarang-skutik-mungil-ini-punya-komunitas