JAKARTA, KOMPAS.com – Pemberitaan soal dollar Amerika Serkat (AS) yang naik dan panasnya suhu politik, jadi perbincangan hangat masyarakat akhir-akhir ini. Namun, sejauh mana sebenarnya dua hal tersebut berimbas pada pasar mobil bekas?
Herjanto Kosasih, Manajer Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, mengatakan, fenomena tersebut diakui tidak berpengaruh pada bisnis mobkas di tempatnya, khususnya soal kondisi politik, pilpres, pileg, atau pilkada.
“Kalau di mobil bekas relatif tidak teralu ada efek banyak, tapi nampaknya lebih ke mobil baru ya. Kami bahkan menganjurkan untuk menambah stok, agar konsumen yang lari dari mobil baru bisa banyak pilihan di mobkasnya,” ujar Herjanto kepada KOMPAS.com, Rabu (25/7/2018).
Hal senada juga disampaikan oleh Bayu Januar Head of Operation Development mobil88, meski punya penjelasan sedikit berbeda. Dirinya tak memungkiri, tak menutup kemungkinan juga mobkas kena imbas lantaran mobil barunya terkena efek kondisi politik.
“Buat mobil88 sendiri, agenda politik tahun depan tidak berefek ke pasar mobkas. Namun jika memang cukup besar efeknya ke mobil baru, maka pasar mobkas pun akan kena juga. Namun tidak selalu berkorelasi langsung,” ucap Bayu.
Kebal Kenaikan
Terkait dengan dollar sendiri, Bayu menyampaikan belum menyusahkannya bisnisnya. Meski begitu, mereka tetap memonitor, dan bakal mempersiapkan upaya antisipasinya.
“Sejauh ini dari mobil88 belum ada pengaruh atas kenaikan dollar AS terhadap penjualan. Namun kami tetap monitor atas kenaikan dollar dan menyiapkan langkah antisipasi nya. Baru sebatas itu sih kami,” kata Bayu.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/27/103200415/cerita-penjual-mobil-bekas-soal-dollar-naik-dan-gejolak-politik