JAKARTA, KOMPAS.com – Perbincangan soal menguatnya dollar terhadap mata uang rupiah, yang saat ini menembus angka Rp 14.414 berdasarkan informasi Bloomberg per 18 Juli 2018, ternyata tak mengusik harga model BMW di Indonesia.
Jodie O'tania, Vice President of Corporate Communications BMW Group Indonesia mengatakan, ini lantaran mereka mengacu pada mata uang euro, dan hanya sedikit transaksi yang menggunakan dollar AS, termasuk produk yang dirakit di dalam negeri.
Karena itu, penyesuaian harga mobil (salah satunya BMW X3) karena fenomena meningkatnya nilai dollar AS, tak dilakukan oleh BMW Indonesia.
“Penyesuaian harga selalu ada setiap tahun, tapi kalau berkaitan dengan dollar naik kami tidak ada, BMW itu berkaitan dengan euro, kami adalah perusahaan Jerman,” ujar Jodie, Rabu (18/7/2018).
“Terkait dengan berpengaruh atau tidak, mungkin ada pengaruhnya sedikit untuk beberapa lini pendukung, tapi tidak signifikan,” kata Jodie.
Seperti disebutkan juga oleh Jodie, komponen kendaraan BMW yang dirakit lokal tak seluruhnya datan dari Jerman, tapi juga ada dari pabrik BMW di Spartanburg, Amerika Serikat. Meski begitu, tetap saja tak terpengaruh.
“Meski dari AS tapi menggunakan sistemnya Jerman, jadi harganya masih tetap sama seperti yang kami launch. Jadi bisa kami katakan tidak ada pengaruhnya karena memang kami base-nya Euro, walau komponennya dari AS,” kata Jodie.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/07/19/100300815/bmw-indonesia-masih-kebal-dengan-kenaikan-dollar-as