JAKARTA, KOMPAS.com - Viral aksi drifting di tengah perempatan di kawasan Pondok Indah mengundang beragam komentar warganet. Banyak yang mengungkapkan kegiatan drifting liar tersebut sebenarnya sudah pernah marak beberapa tahun lalu.
Sebut saja Satrio (36), mantan pelaku aksi drifting liar yang dihubungi Kompas.com mengungkapkan dirinya kaget ketika tahu kegiatan ini kembali ada dan kembali viral.
"Ini sudah lama ya (kegiatan drifting di perempatan Pondok Indah). Tidak tahu kenapa ada lagi, karena sempat tidak ada kegiatan," ucap Satrio saat dihubungi Minggu (11/6/2018).
Satrio menceritakan awal mula kegiatan ini menjadi kegiatan wajib para penggemar roda empat di kawasan Jakarta Selatan. Ia mengungkapkan awal mula ada kegiatan drift di Pondok Indah setelah booming film Fast and Furious Tokyo Drift medio 2006 lalu.
Dari penelusuran Kompas.com di halaman pencari Google, tema mengenai drifting liar di Pondok Indah ini memang bukan kali ini saja berlangsung. Setidaknya ada beberapa video sejak 2008 dan beberapa tulisan mengenai kegiatan ilegal ini beberapa tahun lalu.
Satrio sendiri menceritakan kegiatan drifting dulu dilakukan untuk menghabiskan waktu dan belajar hal baru serta saat dirinya masih belum menikah. Satrio menebak kegiatan drifting yang tengah viral itu kemungkinan dilakukan anak-anak baru yang iseng menghabiskan waktu di malam hari.
"Paling anak-anak baru yang iseng habis kumpul-kumpul bareng. Soalnya yang awal-awal suka main drift sudah pensiun, malah beberapa jebolannya jadi pebalap resmi," ucap Satrio tanpa mau menyebutkan nama siapa saja pebalap tersebut.
Aksi amatir ini bukan tidak pernah berurusan dengan petugas polisi. Satrio menceritakan awal mula kegiatan ini dirinya dan teman-teman harus kucing-kucingan dengan petugas kepolisian.
"Kita tahu ilegal jadi kegiatannya baru mulai habis jam 12 malam. Kalau petugas datang ya kita kabur, sampai dikejar pernah juga. Sama seperti kegiatan balap liar di patung panahan Asia Afrika-lah," kenang Satrio.
Teman-temannya sempat kapok bermain karena petugas kepolisian memasukkan mobil mereka di daftar hitam. Ini membuat kendaraan tersebut tidak bebas digunakan sehari-hari karena jika ketahuan petugas di jalan biasanya akan dihentikan.
Sebagai mantan drifter ilegal, Satrio menyadari kegiatan tersebut salah. Ia berharap tidak ada lagi yang melakukan kegiatan tersebut dan lebih mengarahkan kepada hal-hal positif.
"Alangkah baiknya jangan dilakukan, apalagi di jalan umum. Kasihan jika pengendara lain malah kenapa-kenapa, apalagi sampai mengganggu lalu lintas. Kalau minat drifting sekarang sudah banyak, ada kompetisinya juga yang lebih aman dan resmi," ucap Satrio.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/06/11/080200215/sepenggal-cerita-mantan-drifter-ilegal-di-pondok-indah