JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menentang wacana penghentian penjualan mobil konvensional bahan bakar minyak (BBM) fosil pada 2040.
Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi menilai tanpa perlu dipaksa, mobil konvensional bisa mati secara alamiah.
"Kalau suatu saat harga bensin jadi Rp 1 juta, mobil ini akan mati pelan-pelan," kata Nangoi di Jakarta, Selasa (23/5/2018).
Adanya wacana penghentian mobil konvensional dilatarbelakangi keinginan untuk mulai menggalakan pemakaian mobil listrik.
Namun Nangoi menilai memajukan mobil listrik tak perlu sampai mematikan kendaraan jenis lain. Sebab keduanya bisa berjalan beriringan.
Ia mengibaratkannya seperti mobil bertransmisi manual dan matik. Dulu ketika baru meluncur, belum banyak orang yang langsung berminat membeli mobil matik.
Namun bukan berarti produsen otomotif langsung menghentikan produksi mobil manual. Sebab seiring berjalannya waktu, peminat mobil tersebut kini lebih banyak ketimbang manual.
"Jadi tidak langsung manualnya dimatikan, tapi pelan-pelan dia akan mati sendiri," ucap Nangoi.
Usulan untuk menghentikan penjualan mobil konvensional pada 2040 diketahui datang dari Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
Jonan menyampaikan hal tersebut karena menilai hal serupa sudah dilakukan negara lain.
Menurut Jonan, peralihan pemakaian mobil konvensional ke listrik tidak akan pernah terealisasi, jika sebagian orang menganggap perlu watt yang besar di tiap rumah untuk pengisian daya ke mobil listrik.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/05/23/180200715/tanpa-dipaksa-mobil-konvensional-bisa-mati-sendiri