Jakarta, KOMPAS.com – Awal 2018 kabar buruk melanda industri otomotif dalam negeri, terkait masalah ekspor ke Vietnam, salah satu pasar potensial di ASEAN. Mereka menelurkan regulasi baru yang dainggap menghambat pengiriman produk.
Empat merek utama dalam negeri seperti Toyota, Suzuki, Daihatsu, dan Hino di dalam surat kiriman Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gakinndo) ke Menteri Perdagangan yang diperoleh KompasOtomotif, telah menghentikan rencana produksi sejumlah 9.337 unit (Desember 2017-Maret 2018) untuk tujuan ekspor ke Vietnam.
Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) saat dihubungi tak mau berkomentar terkait masalah tersebut. Dirinya menganggap kalau isu ini cukup sensitif.
“Jadi lebih baik ke pemerintah melaui Kementerian Perdagangan misalnya, kurang tepat jika Toyota yang berkomentar. Teralu sensitif,” ujar Warih kepada Kompas.com, Jumat (26/13/2018).
Produsen terbesar di Indonesia ini mengekspor produk Fortuner ke wilayah Vietnam, di mana pada 2017 lalu total mencapai 12.222 unit. Jika dirata-rata ada sekitar 1.000-an unit per bulan di kirimkan ke sana.
Sedangkan Donny Ismi Saputra, Marketing Director 4W PT SIS menuturkan, kalau kondisi ini sangat menyusahkan ekspor mobil dari dalam negeri ke sana. Harapannya akan ada win-win solution, untuk menyelesaikan persoalan tersebut sebagai sesama negara ASEAN.
“Kemudian bagaimana bisa achieve itu, karena ini sudah goverment regulation, ke depannya government to government yang akan negoisasi. Saya yakin akan ada titik temunya, cuma masalah komunikasi saja,” tutur Donny kepada KompasOtomotif.
Vietnam juga menjadi pasar Suzuki, di mana setiap bulannya merek Jepang ini mengirimkan 150-200 unit Ertiga dan APV ke sana. Donny berharap masalah akan selesai, karena market di Vietnam tampak cukup menjanjikan.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/01/27/092200815/toyota-suzuki-serahkan-masalah-vietnam-ke-pemerintah