Namun, kalau teknologi turbo ini menyasar ke segmen paling laris di Indonesia, kelas low Multi Purpose Vehicle (MPV), bagaimana ceritanya?
Marketing & After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Jonfis Fandy, berpendapat, teknologi turbo masih terbilang mahal. Oleh karena itu, jika pun disematkan ke segmen MPV sejuta umat, maka harga juga ikut melambung.
Masalahnya, faktor harga menjadi salah satu pertimbangan dominan bagi masyarakat ketika ingin membeli mobil, khususnya segmen Avanza Cs.
"Di segmen harga, sensitif. Misalnya, dengan kenaikan Rp 30 juta saja itu mereka (masyarakat) bisa terima atau enggak, karena kenaikan harga Rp 10 juta saja mereka bisa pindah (memilih produk lain)," kata Jonfis saat ditemui di sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, (26/11/2017).
"Kemewahan bisa dinikmati konsumen Indonesia untuk mobil tertentu karena ada perbedaan pajak," kata Jonfis.
Namun demikian, Jonfis menilai, ke depan, mobil kelas Low MPV di Indonesia akan menggunakan mesin turbo. Sebab, harga tidak lagi menjadi pertimbangan dominan ketika memilih kendaraan. Dengan sejumlah keuntungan yang didapatkan dari mesin turbo, maka penyesesuaian harga dapat diterima.
"Ya bisa saja, sejauh mana konsumen Indonesia menerima," kata Jonfis.
https://otomotif.kompas.com/read/2017/11/28/122200515/kata-honda-soal-mesin-turbo-buat-mpv-sejuta-umat