Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmu Tata Pertahankan Pasar di Indonesia

Kompas.com - 01/12/2016, 13:02 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Tata Motors memanfaatkan ceruk kosong pada kendaraan niaga di bawah 1.500 cc untuk bertahan di Indonesia. Dengan adanya kompetitor yang diluncurkan Daihatsu beberapa waktu lalu, otomatis akan menggangu pasar yang selama ini digarap Tata.

Lantas, apa strategi yang diterapkan Tata Motors untuk menghalang laju Hi-Max merebut pangsa pasarnya yang saat ini sudah terbentuk.

Wilda Bachtiar, Marketing Manager Commercial Vehicle PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI), menerangkan saat ini pihaknya sedang giat untuk melakukan edukasi, terutama mengenai produk yang cocok digunakan untuk kaum low profile.

"Konsumen di pedesaan atau sub urban selama ini masih banyak menggunakan kendaraan yang over spek. Artinya mobil yang digunakan dengan usaha yang dilakukan tidak sesuai, hal ini kami edukasi dengan cara mengenalkan produk-produk yang bisa menjawab kebutuhan tersebut," ucap Wilda kepada wartawan di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Edukasi

Edukasi yang dimaksud adalah untuk memberikan konsumen bekal dalam memilih produk yang pas sesuai dengan usahanya. Salah satunya adalah mengenalkan keuntungan menggunakan mesin diesel dibandingkan mesin bensin.

"Tata motors menangkap secara kodrat mobil niaga itu lebih cocok dengan mesin diesel. Keuntungan jelas lebih lebih irit, tenaga juga tidak kalah dengan bensin. Untuk mengenalkan mesin ini kami juga sediakan SDM sales yang bisa men-delivery dengan baik, bahkan sampai soal hitung-hitungan soal operational cost," ujar Wilda.

Otomania/Setyo Adi Tata Xenon 4x4 hadir du GIIAS 2016

Menurutnya, saat ini konsumen di pedesaan masih banyak yang memiliki kendaraan yang tidak sesuai dengan jenis usahanya. Contoh seperti usaha kecil sampai menegah yang umumnya hanya membutuhkan pikap dengan bobot satu ton ke bawah.

Hal ini diakui Wilda sebenarnya sudah cukup menggunakan mesin di bawah 1.000 cc, namun dikarenakan faktor ketidak tahuan akhirnya banyak yang memilih 1.500 cc.

"Kalau tidak sesuai peruntukan jadinya over sepk, yang ujung-ujungnya over price baik dari pembelian, perawatan sampai operasinalnya. Beli kendaraan untuk usaha tidak perlu soal merek, tapi fungsi, ini yang kami coba untuk edukasikan," kata Wilda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau