Jakarta, KompasOtomotif – Selain keuntungan dari efektivitas produksi, pengembangan model, dan pemanfaatan teknologi, ada hal lain yang bakal didapat Nissan dan Mitsubishi melalui kesepakatan barunya. Di Indonesia, kolaborasi itu diprediksi berujung pada citra positif.
Di Tanah Air, Mitsubishi dikenal kuat di sektor kendaraan niaga. Peralihan lebih serius ke arah mobil penumpang baru dinyatakan resmi melalui perombakan operasi bisnis pemegang merek, Krama Yudha Tiga Berlian Motors pada Oktober lalu.
Baca : Mitsubishi Rombak Operasi Bisnis di Indonesia
Di lain sisi, Nissan Motor Indonesia (NMI) fokus pada bisnis mobil penumpang. Reinkarnasi Datsun pada 2013 lalu mampu menopang NMI yang mengendur dengan merek Nissan.
“Citra Mitsubishi sangat kuat, Nissan juga positif. Kerja sama prinsipal saya rasa akan mendapatkan citra positif. Paling tidak, bisa mendongkrak penjualan,” ucap Budi Nur Mukmin, General Manager Marketing Strategy & Product Planning NMI, Selasa (1/11/2016).
Hingga sekarang kedua pihak, KTB dan NMI, menyatakan belum ada penjelasan detail dari prinsipal terkait bentuk kerja sama di dalam negeri.
Menurut pernyataan resmi Nissan saat pengumuman resmi pembelian 34 persen saham Mitsubishi, Nissan-Renault mencari keuntungan dari teknologi hibrida yang dimiliki Mitsubishi dan mengekspansi bisnis di Asia Tenggara, itu berarti termasuk Indonesia.
Baca : Jangan Kaget Kalau Nissan Punya "MPV Sejuta Umat"
Buat Mitsubishi, keuntungan instan yakni terselamatkan dari kasus kecurangan efisiensi bahan bakar di Jepang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.