Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mahasiswa Pengelap Mobil di IIMS 2016

Kompas.com - 10/04/2016, 09:41 WIB
Aditya Maulana

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif — Mencari uang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Sebab, bagi sejumlah orang, banting tulang wajib dilakukan demi mendapatkan apa yang mereka diinginkan.

Salah satu contohnya adalah petugas lap mobil pada pergelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 yang tengah berlangsung hingga 17 April 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Selama pameran berlangsung, di masing-masing booth akan ada seorang pria atau wanita, berseragam khusus, dengan kain lap dan botol pembersih siap berjaga. Tugas mereka memang untuk memastikan mobil-mobil yang dipajang tetap tampil memesona, terlihat bersih dan menkilap.

Pekerjannya memang cukup mudah, tetapi belum tentu semua orang mau melakukannya. Bukan perkara tugasnya, melainkan gengsi dan rasa malu harus mereka tanggung, serta bayaran yang tidak seberapa.

Aditya Maulana, KompasOtomotif Ilustrasi

Namun, dari beberapa petugas lap mobil yang ditemui KompasOtomotif, ada satu orang mengaku sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat. Karena merasa malu, maka ia meminta untuk tidak disebutkan identitasnya.

“Saya masih kuliah semester akhir, mata kuliah sudah tinggal sedikit. Jadi sewaktu ditawarkan pekerjaan ini mau karena uangnya lumayan untuk biaya hidup dan bantu orangtua,” ujar mahasiswa yang menolak disebutkan jati dirinya itu kepada KompasOtomotif, Sabtu (9/4/2016).

Menurut dia, selama IIMS berlangsung, ia bekerja selama 13 jam, mulai dari pukul 09.00 hingga 22.00 WIB. Bayarannya pun tidak terlalu tinggi, per harinya hanya Rp 250.000 atau Rp 2.750.000 selama 11 hari pameran berlangsung.

“Tetapi, kalau selama 11 hari jumlahnya cukup besar. Bisa digunakan untuk makan dan sedikit bantu orangtua,” kata mahasiswa itu.

Aditya Maulana, KompasOtomotif Ilustrasi

Aturan kerjanya, mobil di lantai pameran tidak boleh terlihat kotor akibat sentuhan tangan pengunjung. Jadi, ia harus selalu melihat mobil tersebut. Jika sudah kotor maka wajib dibersihkan.

“Kalau ramai seperti ini, cukup menguras tenaga juga, karena sebentar-bentar harus dilap, begitu seterusnya. Tetapi, saya bisa merasakan pengalaman bekerja seperti ini. Intinya masalah yang penting uang yang saya dapat halal,” ujar mahasiswa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau