Secara teori, mesin dengan 4 katup ini diklaim sanggup mengeluarkan tenaga maksimal 21 PS @9.000 rpm. Torsi puncak mencapai 17,5 Nm @7.000 rpm. Bergerak dari 0 ke 60 kpj hanya ditempuh dalam 3,9 detik.
Angka-angka itu diraih berkat beberapa teknologi. Pertama, dan agak unik, motor ini pakai sistem pendingin yang disebut Oil Cooled Combustion Chamber (O3C). Oli dialirkan melalui mesin, lalu didinginkan via kisi-kisi di depan blok mesin.
Sebenarnya, ini mirip kinerja radiator. Bedanya, yang lewat di jalur itu adalah oli, bukan air. "Ini hanya masalah pilihan, mau pakai radiator atau pendingin oli. Kami memilih O3C karena sesuai dengan karakter performa mesin," ujar Pramod Kulkarni, Head Division Research and Development TMCI, dalam peluncuran di Sentul, (20/1/2016).
Teknologi ini membuat temperatur blok mesin selalu terjaga. Oli yang mengalir di sekitar area busi membuat suhu di sekitarnya bisa dijaga agar tak kepanasan.
Dukungan berikutnya datang dari pengaturan sistem pencampuran bahan bakar injeksi, disebut DFI Logic yang diracik oleh BOSCH. Diklaim, teknologi ini sanggup mengirim bahan bakar sesuai bukaan gas, demi respons aktual dan konsumsi bahan bakar yang efisien.
Selanjuta, piston Apache RTR 200 FI disebut pakai lapisan nanofriks yang berfungsi mengurangi gesekan. Ujung-ujungnya, membuat mesin tahan lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.