Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan, Waspadai Beli Mobil Bekas "Sisa" Banjir!

Kompas.com - 12/01/2016, 12:08 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com –Bila punya rencana membeli mobil bekas (mobkas) dalam waktu dekat, calon pembeli harus memastikan kendaraan itu bukan bekas terendam banjir. Selain mengenali kondisi mobkas, calon pembeli juga perlu tahu lokasi penjualan kendaraan bekas terendam banjir.

Setiap kali musim hujan datang, beberapa daerah sudah jamak dikenal rawan tergenang banjir. Sebut saja kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang, sebagai contohnya. Biasanya, ada banyak penawaran mobkas setelah “musim” banjir usai.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), baru-baru ini sudah mengumumkan bahwa puncak musim hujan diperkirakan mulai terjadi pada akhir Januari 2016, setidaknya untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Nah, bila rencana pembelian mobkas terjadwal pada bulan-bulan pertama sesudah puncak musim hujan tersebut, kejelian harus ditambah.

"Mobil yang sudah pernah terendam banjir pasti akan ada masalah pada waktunya nanti, apakah korslet, atau masalah lainnya, meski sudah diperbaiki," tutur General Manager mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan. [Kompas.com,26/2/2015].

Beberapa masalah yang akan ditemui bila mobil pernah terendam banjir, antara lain mesin dan kerangka yang berkarat, turun mesin, sistem engine control unit (ECU) rusak, dan bau tidak sedap dalam mobil. Kerusakan mesin bisa jadi tidak terlihat saat mobil dibeli, tetapi “penyakit”-nya akan kambuh setelah mobil beberapa kali dipakai.

Sayangnya, banyak pembeli yang tidak bisa mengidentifikasi mobkas “sisa” banjir. Terlebih lagi, hampir pasti mobil-mobil itu sudah masuk salon mobil dan bengkel dulu sebelum dilego.

Seharusnya, setiap panel dari mobil yang pernah terendam banjir diganti baru. Namun, bila mobil itu mau dijual, ada saja oknum pebisnis mobkas yang tak mengganti semua panel itu, atau paling banter mengganti dengan komponen berkualitas seadanya.

Oknum pebisnis mobkas, ungkap Fischer, biasanya membeli kendaraan bekas terendam banjir dengan harga murah kemudian menjualnya memakai “banderol” normal. Pembeli, kata dia, cenderung tidak akan curiga karena harga jualnya normal dan tempat penjualan tidak di lokasi banjir.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Banjir di ruas Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (9/2/2015). Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sejumlah tempat di ibu kota terendam banjir.

Fischer memberikan contoh, pada tahun lalu banyak mobkas dari pemilik di kawasan Jakarta Utara—seperti dari Kelapa Gading, Sunter, dan Pluit—dilego ke wilayah lain. "Kebanyakan mobkas-mobkas itu akan dipasarkan di Jakarta Selatan. Mereka pintar juga," kata Fischer.

Dengan kondisi mobil yang sudah kinclong kembali, calon pembeli akan sulit mengetahui perbedaannya. "Ketika konsumen sudah membeli dan merasa tertipu, biasanya ketika mau diminta tanggung jawab, penjual (mobkas) mengaku ditipu juga. Makanya, harus benar-benar hati-hati memilih mobkas sekarang ini," tegas Fischer.

Selain itu, kelengkapan dokumen tetap mutlak harus diperhatikan. Pastikan juga, mobkas belum pernah terlibat kecelakaan. Nomor mesin dan rangka harus diperiksa pula kecocokannya dengan dokumen kendaraan. Odometer—pengukur jarak yang pernah ditempuh kendaraan—mutlak diperiksa untuk memastikan belum pernah diutak-atik.

Salah satu cara agar tak tertipu ketika membeli mobkas adalah mencari tempat penjualan yang memberi jaminan keamanan, termasuk untuk urusan terkait banjir, dokumen, dan kondisi kendaraan. Cari juga penjual mobil yang bisa memberikan garansi uang kembali bila mobkas yang dibawa pulang ternyata bermasalah.

Selamat berburu mobil idaman!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com