Namun, sejak 2009 hingga 2014, Transjakarta sudah tidak lagi membeli armada baru dari Hino ini, yang menyebabkan produksi bus CNG Hino berhenti sangat lama, sekitar enam tahun. Menanyakan terkait faktor apa yang menyebabkan Transjakarta tidak lagi melakukan pembelian, Santiko Wardoyo, Diektur Sales dan Promosi Hino Motors Sales Indonesia coba menanggapi.
“Selain karena memang Hino tidak memiliki armada articulated bus (gandeng), memang harga kami dirasa lebih mahal dibanding bus lain saat itu (2009). Kalau ditayakan harga bus CNG saat ini sekitar 2,1 miliar sudah termasuk karoseri dan AC,” ujar Santiko kepada Otomania, Jumat (27/11/2015).
Santiko melanjutkan, tapi sebenarnya harga lebih mahal sedikit tidak jadi masalah, asalkan tahan lama, serta pelayanan servisnya bagus. Dibanding barang impor lebih murah namun pelayanan purna jualnya tidak bagus. Itu akan lebih boros dan merugikan.
“Impor bisa dikatakan mudah apalagi produknya murah, tapi masalah aftersales-nya bagaimana. Membuka jaringan juga tidak mudah. Perlu diketahui, pada dasarnya memang membeli mobil itu gampang, namun merawatnya susah. Namun Hino sudah mempersiapkan semuanya,” ujar Santiko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.