Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Blunder Insentif Otomotif Thailand

Kompas.com - 05/09/2015, 11:15 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Bangkok, KompasOtomotif – Industri otomotif Thailand masih terbebani program first-time car buyer yang digagas pemerintah sejak September 2011. Setelah insentif berakhir pada Desember 2012 angka penjualan mobil terus “terjun bebas”, program itu dianggap menghambat pembelian mobil baru hingga sekarang.

Awalnya, insentif first-time car buyer merupakan inisiasi pemerintah untuk kembali menggairahkan produksi mobil setelah bencana banjir melanda Thailand pada 2011. Semua warga Thailand yang berusia 21 tahun ke atas bisa mendapat keringanan pajak sampai 100.000 baht, untuk setiap pembelian mobil pertama.

Model-model yang masuk dalam insentif ini juga dibatasi, yakni mobil rakitan lokal (Thailand) dengan kapasitas mesin tidak lebih dari 1.500 cc. Selain itu, konsumen juga wajib mempertahankan kendaraan ini (tidak dijual) minimal lima tahun supaya bisa menikmati insentif ini.

Berkat langkah ini, Thailand mampu mendongkrak penjualan mobil baru di pasar domestik, mencapai 1,45 juta unit pada 2012 dan 1,33 juta unit pada 2013.

Namun masa keemasan kini mulai pudar setelah periode insentif jatuh tempo. Penjualan mobil baru anjlok 33,7 persen (881.832 unit) pada 2014. Tahun ini pun dampaknya masih terasa, pada Juli lalu penjualan turun 12,1 persen dibanding bulan yang sama pada 2014.

Tiga tahun

Ledakan konsumen pada 2012 dan 2013 memangkas potensi pembelian mobil baru pada tahun berikutnya. Program first-time car buyer dianggap mendorong aksi spekulan yang mempercepat pembelian mobil pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu, insentif ini juga dituduh menjadi penyebab menunggaknya pembelian mobil dan menambah perputaran hutang khususnya buat konsumen berpenghasilan rendah.

Pro dan kontra tentang first-time car buyer telah merebak di negeri Gajah Putih. Salah satu solusi yang dianggap bisa meringankan beban yaitu memotong batas kepemilikan mobil dari lima tahun menjadi tiga tahun. Selama ini konsumen enggan menjual mobilnya karena harus membayar 10 persen dari insentif yang telah didapat.

Bangkok Post, Rabu (2/9/2015), memberitakan, departemen cukai Thailand telah menyampaikan solusi itu kepada Kementerian Keuangan. Direktur Jendral departemen cukai Thailand Somchai Pulsawas mengatakan tindakan itu didukung para manufaktur.

Salah satu sumber dari Kementerian Keuangan mengestimasikan 600.000 – 700.000 unit bisa dibebaskan bila kepemilikan dikurangi menjadi tiga tahun. Sekitar 10 persen dari itu diprediksi akan langsung dijual menjadi mobil bekas (mobkas) lalu pemiliknya bisa membeli mobil baru. Inilah yang bakal jadi titik terang perbaikan penjualan mobil Thailand.

Namun masalahnya belum selesai, sumber menjelaskan harus ada perhatian buat para diler mobkas. Lonjakan mobkas di pasaran bisa memancing penurunan harga mobil baru. Hingga kini Pemerintah Thailand masih menggodok langkah yang tepat.

Bulan lalu, The Federation of Thai Industries (FTI) mengoreksi proyeksi penjualan mobil domestik menjadi 800.000 unit. Angka itu kembali menurun setelah pada Juli FTI sudah merevisi dari 950.000 unit menjadi 850.000 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau