California, KompasOtomotif – Walau terlihat sebagai terobosan teknologi canggih, pengembangan mobil otonomos Google tidak mudah dilakukan. Hingga saat ini Google mengatakan, kreasi mereka masih harus menghadapi berbagai tantangan sebelum bisa dikomersialkan.
Di jalan umum prototipe yang kini masih diuji bisa digunakan normal. Tapi menurut MIT Technology Review, masih ada kelemahan fundamental. Pengembangan yang dilakukan mengandalkan pemetaan tiga dimensi. Fitur berisi peta, verifikasi manusia, berikut data lainnya ini dimasukan ke mobil otonomos sebelum dikirim untuk diuji.
Masalahnya, peta tiga dimensi itu tidak dilengkapi program penyesuaian terhadap perubahan di dunia nyata. Sebagai contoh, bila posisi lampu merah di persimpangan jalan diubah, mobil otonomos tidak akan mengindentifikasikan itu sebagai perubahan dan tetap mematuhi informasi lama.
Kendala lain, mobil otonomos Google memang bisa mendeteksi elemen kejutan di jalan, tapi terkadang reaksinya berlebihan. Secarik kertas bisa dianggap sebongkah batu bila dilemparkan di depan mobil. Sistem juga bisa menganalisa pejalan kaki, namun belum bisa menginterpretasikan gestur seseorang yang ada di depannya.
Sama seperti perusahaan lain yang ikut mengetes mobil otonomos di California, semua unit kesulitan menghadapi skenario tersulit, yakni perubahan cuaca dari normal menjadi hujan atau salju.
Hal lain, awalnya Google mengatakan mobil mereka tidak memerlukan pedal dan setir, namun kemudian peraturan baru mewajibkan kedua perangkat itu ada.
Meski demikian, Chris Urmson, Kepala Pengembangan Mobil Otonomos Google meyakini tidak ada tantangan yang menghalangi teknologi ini masuk ke pasaran. Ia percaya para insinyur akan memecahkan setiap masalah dengan target bisa digunakan masyarakat dalam lima tahun ke depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.