Jakarta, KompasOtomotif – Setelah membandingkan tampang, fitur, dan kenyamanan antara Yamaha R25 dan Honda CBR250R, saatnya menggali performa lebih detail. Sepeda motor sport ber-fairing kelas atas ini punya ciri khas masing-masing, terdapat kelebihan dan kekurangan, terutama dari karakter mesin dan pengendalian.
KompasOtomotif mengajak keduanya beberapa hari untuk merasakan lebih detail, apa saja kelebihan yang ditawarkan. Dilihat dari klaim spesifikasi, R25 menggendong mesin injeksi 2 silinder bertenaga 35,54 PS @12.000 rpm dan torsi 22,6 Nm @10.000 rpm. Sementara CBR250R bermesin 1 silinder DOHC bertenaga 29 PS @9.000 rpm, dan torsinya 23 Nm @7.500 rpm.
Dari spek tersebut, analisa awal, tarikan di putaran bawah akan dikuasai CBR250R. Atau digeber dari berhenti sampai 200 meter pun, andalan Honda itu akan lebih gesit. Namun mencapai putaran menengah ke atas, R25 bakal jauh lebih menyalak. Tapi kalkulasi secara matematis harus dibuktikan dengan menggebernya secara riil dalam pemakaian sehari-hari.
Uji gesit
Menggeber R25 dirasa cukup nikmat, apalagi di putaran bawah. Jalan santai di kecepatan rendah halus, tidak tersendat-sendat meski menggunakan gigi 1 atau 2. Karakter ini sangat membantu di kondisi macet dan padat.
Coba digeber lebih agresif, karakter sesungguhnya mulai keluar. Tak butuh waktu lama, ketika rpm menyentuh angka 7.000 rpm, mesin seakan menjadi pelayan dahaga penggila kecepatan. Asal mampu menjaga rpm di atas kisaran itu, kapan pun handel gas diputar, seketika tenaga bisa mudah disemburkan.
Memang, di awal akan sedikit menggantung, tapi saat mencapai torsi yang pas, sepeda motor akan melaju galak. Dua karakter ini mewakili tagline Yamaha untuk R25, yaitu ”superbike you can ride everyday”.
Bagaimana dengan CBR250R? Karakternya harus diajak kencang terus. Tenaganya makin buas setelah 7.000 rpm. Rasio gigi pada transmisi 6-percepatannya yang rapat membuat nafas jadi lebih pendek namun akselerasi mantap.
Saat coba berjalan dari posisi diam, tenaganya spontan keluar. Torsi cukup besar, lumayan enak buat kondisi stop and go. Masalah yang sering dikeluhkan pemilik CBR250R lawas -perpindahan gigi yang kasar di putaran bawah- sekarang tidak lagi terasa.
Pengendalian
Dilihat dari sudut pandang ini, karakter cukup berbeda. R25 sangat lincah dipakai untuk pengendaraan dalam kota. Meski bodinya bongsor, namun setang terasa sangat mudah digerakan. Untuk meliuk-liuk di kemacetan KompasOtomotif merasa lebih percaya diri. Hal ini berkat distribusi bobot yang diklaim mencapai 50:50.
Kenyamanan pengendalian itu didukung dengan suspensi belakang berkarakter empuk. Meski demikian, Yamaha berhasil membuat suspensi ini juga bisa diajak kencang (bagi yang doyan ngebut). Suspensi bisa disetel lebih keras untuk mengatasi kelehaman handling di kecepatan tinggi.
Hampir sama dengan Honda CBR250R, kombinasi suspensi teleskopik di bagian depan dan Pro-Link di belakang, cukup mumpuni meredam kejut di jalan bergelombang sambil berkecepatan tinggi. Spesifikasi tersebut juga menawarkan kenyamanan buat harian.
Konsumsi bahan bakar
Dengan pemakaian sehari-hari, perlu diadu juga soal konsumsi bahan bakar. KompasOtomotif menggunakan metode full to full dengan bensin Pertamax. Setelah diisi penuh, sepeda motor dipakai dengan jarak tempuh masing-masing di atas 300 km. Lalu diisi kembali sampai penuh, dan dihitung konsumsi bahan bakar sesuai jarak tempuh masing-masing.
Kalau dihitung manual, R25 mencapai 23,1 kpl, sementara MID menunjukkan angka lebih boros, yakni 21 kpl. Sedangkan CBR250R sedikit lebih irit, 25 kpl, dan andalan Honda ini tidak mempunyai MID penunjuk konsumsi bahan bakar.
So, mana lebih unggul? Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kini bergantung selera pemakai. Sebagai informasi tambahan, Honda membanderol CBR250 Rp 46-52 juta, sementara R25 dipatok Rp 53 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.