Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mobil Murah" ibarat Obat Ajaib

Kompas.com - 26/06/2014, 15:20 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif — Meski masih banyak pro dan kontra atas bergulirnya program kendaraan bermotor hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KBH2), atau yang lebih dikenal dengan LCGC, ternyata proyek ini dinilai sebagai penyelamat Indonesia pada masa depan, penyelamat dari serbuan mobil-mobil impor dari negara tetangga. Begitu kesimpulan Masaki Honda, peneliti dari Frost and Sullivan, di Jakarta, awal pekan lalu.

Honda menjelaskan, program LCGC punya pengaruh yang besar terhadap pasar mobil nasional. Sejak diluncurkan September 2013, sudah lebih dari 12.000 unit produk LCGC terjual. Bukan hanya dari segi penjualan, melainkan berkat program ini sejumlah pabrikan otomotif juga menggelontorkan dananya untuk menanamkan modal guna menambah kapasitas produksi di Indonesia.

"Meningkatnya kapasitas produksi akan mendongkrak pengembangan industri pendukungnya, yakni komponen," ujar Honda.

Tenaga kerja
Kapasitas produksi yang membesar hingga 13 persen serta pengembangan industri komponen berujung pada penambahan tenaga kerja baru. Program LCGC diprediksi akan menyerap 130.000 orang tenaga kerja baru. Dari jumlah ini, 30.000 orang merupakan buruh pabrik, sedangkan 100.000 orang bekerja di sektor penopang, jaringan layanan purnajual, seperti bengkel.

Selain itu, hadirnya LCGC ke pasar juga berhasil menciptakan segmen baru di kalangan konsumen, para pemilik mobil pertama. Namun, LCGC juga akan memicu aksi kanibalisme di segmen MPV dan mobil kompak lebih besar dari yang sudah ada saat ini.

"Hadirnya LCGC bisa menjadi obat ajaib yang mampu mendorong industri otomotif Indonesia naik ke level selanjutnya," ujar Honda. Selain untuk pasar domestik, Toyota dan Suzuki sudah mulai mengekspor mobil kota ini ke negara lain, seperti Filipina dan Pakistan, mulai tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com