Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Toyota Indonesia Butuh Satu Dekade untuk Kalahkan Thailand

Kompas.com - 20/06/2014, 14:51 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Toyota Indonesia membutuhkan waktu setidaknya satu dekade untuk bisa mengalahkan Thailand, sebagai basis produksi di Asia Tenggara. Dukungan infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), dan kekuatan jaringan perusahaan pemasok lokal Indonesia, masih kalah dengan Negeri Seribu Pagoda.

"Saat ini, daya saing Indonesia masih kalah dengan Thailand. Tapi, saya yakin ke depan Indonesia akan memimpin, estimasi saya pada 2025," jelas Masahiro Nonami, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), di sela pelepasan ekspor 100.000 kontainer di Sunter, Jakarta Utara, Jumat (20/6/2014).

Menurut Nonami, salah satu kelebihan yang dimiliki Indonesia ketimbang Thailand adalah kualitas SDM yang lebih baik. Tapi, dibutuhkan dukungan dan komitmen kuat dari pemerintah untuk meningkatkan daya saing secara keseluruhan.

Baca juga: Solidaritas Pemain Bajaj Bajuri Kuat, Rieke Diah Pitaloka Pastikan Anak Fanny Fadillah Tetap Sekolah

"Hal yang perlu dipikirkan pemerintah untuk meningkatkan daya saing Indonesia, yaitu infrastruktur. Ada tiga hal utama, pembangunan jalan, pelabuhan, terakhir ketersediaan energi listrik dan stabilitas harganya (tarif dasar listrik)," tukas Johnny Darmawan, Wakil Presiden Direktur TMMIN.

Dijelaskan, dengan potensi pasar terbesar di Asia Tenggara, Indonesia punya kesempatan untuk menjadi basis produksi Toyota terbesar. "Apalagi, kondisi Thailand saat ini lagi bermasalah, ini peluang yang harus bisa dimanfaatkan," lanjut Johnny.

Ekspor
Warih Andang, Wakil Presiden Direktur TMMIN, menambahkan, Indonesia sudah mulai menjadi salah satu pemain global sebagai basis ekspor Toyota. Guna mendongkrak kinerja ekspor, salah satu faktor utamanya adalah negara tujuan ekspor yang saat ini masih berkutat di area yang sama.

Baca juga: Namanya Masuk Daftar Boikot, Prilly Latuconsina: Jangan Main Masukin ke Lis, Saya Tidak Terlibat Apapun

Saat ini misalnya, negara tujuan eskpor dari Indonesia, Thailand, India, dan lainnya masih sama, berkisar Timur Tengah dan Amerika Latin. "Artinya medan tempurnya sama, tinggal bagaimana kita berkompetisi dengan negara lain supaya lebih bersaing," jelas Warih.

Ada tiga pilar yang bisa meningkatkan nilai kompetitif satu negara. Pertama, masalah kualitas produksi. Kedua, ongkos produksi yang lebih kompetitif. Ketiga, waktu distribusi yang tepat sesuai pesanan.

"Ketiganya saling berkaitan dan mutlak. Soal ketepatan waktu berhubungan dengan infrastrukur dan perusahaan pemasok yang harus dikordinasikan," tutup Warih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau