Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aston Martin Masih "Berdarah" sampai 2016

Kompas.com - 13/05/2014, 17:13 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Millbrook, KompasOtomotif - Aston Martin menargetkan perusahaan untuk berusaha bangkit dari ketepurukan hutang yang menumpuk. Merek kebanggaan Inggris ini menargetkan keuntungan baru bisa dinikmati setelah 2016, melalui suntikan dana 500 juta pound, yang sudah mulai digulirkan untuk empat tahun ke depan.

"Saat kami menyelesaikan tahapan investasi, kami sangat percaya diri akan membuat kami kembali stabil dalam keuntugan. Kami berharap bisa meraup untung setelah 2016," beber Hanno Kirner, Kepala Keuangan Aston Martin, di Milbrook Poving Ground, London, dilansir Bloomberg (12/5/2014).

Pada 2012, Aston Martin masih merugi 24,6 juta pound, turun lebih dalam dibandingkan tahun sebelumnya (2011) 21,2 juta pound.

Saat ini, Aston Martin dimiliki oleh miliarder asal Kuwait dan konsorsium ekuitas dari Italia. Satu-satunya merek sport premium yang tidak tergabung dalam grup prinsipal otomotif besar di dunia. Strategi terakhir, adalah mengembangkan mode baru pada 2017 dengan investasi baru, sekaligus menandai sejarah 101 tahun berkecimpung di industri otomotif.

"Kacang"
Tapi, jika dibandingkan merek sekelasnya, nilai investasi yang disebutkan Aston Martin nilainya masih sekelas "kacang". Dengan dukungan prinsipal dan grup yang kuat, investasi dengan nilai yang sama bisa dihabiskan hanya dalam tiga bulan saja.

BMW menghabiskan 993 juta euro untuk pengembangan dan penelitian dalam kuartal pertama tahun ini. Nilai ini sudah dua kali lipat dari yang disiapkan Aston Martin untuk investasi empat tahunan. Biaya penelitian ini bisa dibebankan dari hasil 2 juta unit penjualan mobil BMW di pasar global.

Sementara, Aston Martin cuma berhasil menjual 4.200 unit mobil di seluruh dunia tahun lalu. Tahun ini diprediksi penjualannya turun menjadi tinggal 3.700 unit, menurut IHS Automotive. Prestasi terbaik Aston Martin mencapai 6.700 unit yang dicapai pada 2007.

Teknologi
"Mereka sudah memperpanjang teknologi yang mereka miliki semaksimal mungkin. Mereka terus mendorong varian baru dari tema yang sama, tapi tema ini harus jalan ke depan. Mereka berisiko akan ketinggalan jauh di belakang," beber Al Bedwell, analis dari LMC Automotive di Oxford, Inggris.

Neil King, analis dari Euromonitor International di London, mengatakan, "Dengan meningkatnya kompetisi dari Maserati, Aston Martin tidak bisa diam diri." Aston Martin membatalkan konsep Cygnet pada 2013 karena gagal mencapai target penjualan. Mobil kota itu merupakan turunan dari Toyota iQ yang juga dilakukan oleh Peugeot dan Renault.

Dengan minimnya sumber daya, Aston Martin memutuskan untuk menempel Daimler, Mercedes-Benz untuk memasok teknologi pada produk barunya. Kompensasinya, merek Jerman ini akan menikmati 5 persen saham perusahaan. Perjanjian ini antara lain kesepakatan memasok mesin V8 dari rumah modifikasi AMG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com