Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Avanzanation Journey 2014 [Tengah]

Menyusuri Peninggalan Ibu Kota Majapahit bersama Avanza

Kompas.com - 25/02/2014, 14:54 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Madiun, KompasOtomotif — Tim Avanzanation Journey 2014 wilayah Indonesia Tengah kembali melanjutkan perjalanan dari Surabaya menuju Madiun, Senin (24/2/2014). Rombongan melaju dari arah kota menuju Mojokerto.

Karakter rute yang dilalui kali ini relatif standar walaupun lubang jalan masih kerap ditemui. Meski demikian, ground clearence tinggi dan ayunan suspensi yang mantap membuat menu jalanan "bumpy" tersebut bisa dilibas tanpa masalah dan tetap nyaman.

Sementara itu, kondisi di luar sangat terik. Namun, penumpang tetap nyaman berkat embusan AC yang menyebar secara optimal melalui double blower.

Seiring perjalanan, tim memutuskan untuk mampir ke salah satu situs bersejarah di Indonesia, yakni situs arkeologi Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Konon, Trowulan merupakan ibu kota Majapahit di Pulau Jawa.

Langkah tim berlanjut ke salah satu peninggalan, Candi Brahu.
Posisinya di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, tepat di depan kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur. Letaknya cukup terpencil. Jalan yang dilalui tim hanya cukup untuk dua mobil. Bus ukuran besar tentu agak sulit melaluinya.

Bukti Majapahit
Candi Brahu merupakan salah satu bukti kebesaran Kerajaan Majapahit di tanah Jawa. Nama Brahu diperkirakan berasal dari kata "wanaru" atau "waharu", yaitu nama bangunan suci yang disebutkan dalam prasasti tembaga Alasantan. Prasasti ini ditemukan sekitar 45 meter sebelah barat Candi Brahu.
Bangunan ini dibangun pada 861 Saka, atau 9 September 939 Masehi, atas perintah Raja Mpu Sindok dari Kahuripan. Bagunan mulai dipugar pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1995. Masyarakat sekitar mengatakan, dulu candi ini berfungsi sebagai tempat pembakaran jenazah raja Brawijaya. Namun, hasil penelitian yang dilakukan tidak menunjukkan adanya bekas abu sisa pembakaran.

Di sisi barat terdapat lubang semacam pintu. Letaknya berada di ketinggian sekitar 2 m dari selasar kedua. Konon, dahulu ada tangga naik dari selasar kedua menuju pintu di tubuh candi. Namun, tangga tersebut sudah tidak ada sehingga sulit bagi pengunjung untuk masuk ke dalam ruangan di tubuh candi. Diceritakan pula, ruangan di dalamnya cukup luas sehingga mampu menampung sekitar 30 orang.
Monumen Kresek
Setelah puas mengabadikan momen di Candi Brahu, tim melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya, Madiun. Dengan menempuh perjalanan selama 2-3 jam, rombongan akhirnya tiba di Alun-alun Kota Madiun. Perjalanan ini tidak membuat penumpang kelelahan karena Avanza memberikan kenyamanan cukup baik, dengan sasis unibody. Selain nyaman, kekuatan daya angkut dijamin lebih baik dan tetap menghadirkan stabilitas yang mumpuni selama dalam batas yang ditentukan. 

Menjelang sore, tim mengarahkan perjalanan ke salah satu saksi bisu getirnya sejarah kelam bangsa Indonesia, yakni Monumen Kresek. Nama tersebut diambil dari desa di selatan Kabupaten Madiun. Desa ini menjadi bukti sejarah kelam masa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia.

Monumen Kresek terlihat begitu megah. Letaknya cukup strategis karena berada di sisi jalan utama. Di tengah monumen terdapat patung sesosok pria yang tengah mengusung golok untuk memenggal salah seorang tokoh masyarakat di desa itu. Gambaran ini memperlihatkan betapa kelamnya situasi pada masa lalu. Dulu, PKI diceritakan tak segan-segan mengintimidasi siapa pun yang dianggap musuh.

Di lokasi ini, banyak masyarakat, termasuk prajurit TNI dan pamong desa, gugur dalam pertempuran melawan atau karena dibantai PKI. Kolonel Marhadi merupakan salah satu perwira tertinggi yang gugur dalam pertempuran di Desa Kresek. Namanya kemudian diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Kota Madiun. Patungnya pun didirikan di Alun-alun Kota Madiun sebagai bentuk penghormatan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com