Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Avanzanation Journey 2014 [Tengah]

Lenggak-Lenggok Remo Sambut Avanzanation Journey di Surabaya

Kompas.com - 21/02/2014, 13:43 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Surabaya, KompasOtomotif - Memasuki hari ke 21 perjalanan, akhirnya tim Avanzanation Journey 2014 tim Indonesia Tengah tiba di Surabaya. Kehadiran rombongan di kota terbesar kedua di Indonesia ini terasa spesial, karena menandai setengah perjalanan tim, sampai akhirnya nanti tiba di Jakarta.

Surabaya juga menjadi gerbang pertama petualangan tim di Pulau Jawa. Pada hari pertama di ibukota Jawa Timur, rombongan hendak menyatukan strategi dan langkah pasti untuk menyelesaikan perjalanan bersejaran Avanzanation Journey 2014. Sekaligus eksplorasi Surabaya dari semua segi, baik budaya, tempat wisata, sampai kuliner.

Lenggak-Lenggok
Rombongan disambut layaknya tamu istimewa di dealer utama Auto2000 Surabaya. Tim disuguhkan pertunjukan kesenian Tari Remo, khas Jawa Timur. Menceritakan tentang perjuangan hidup seorang pangeran dalam medan laga.
Awalnya, tarian ini merupakan pengantar pertunjukkan Ludruk atau Wayang Kulit Jawa Timuran. Tapi, lambat laun mulai dipertunjukkan terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan atau festival kesenian daerah. Ikhwalnya, tarian ini dipromosikan awal abad 20 dan kerap dimanfaatkan kaum nasionalis untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

Lenggak-lenggok penari Remo merupakan deskripsi dinamis masyarakat Jawa Timur. Gerakkan kaki rancak terasa dinamis dengan dentingan lonceng mini yang terikat di pergelangan kaki penari. Ketika melangkah, menghentakkan kaki di panggung, suara lonceng semakin terdengar. Gemulai anggukkan, gelengan kepala, ekspresi wajah, dan permainan selendang membuat tarian begitu menarik.

Usai menyaksikan tarian rombongan melebur dalam konferensi pers yang memang sudah disiapkan, dipimpin oleh Hasan, perwakilan Auto2000 Surabaya. Acara berlanjut pada seremoni pelepasan rombongan untuk kembali melanjutkan perjalanan menjelajah Pulau Jawa.

Suro dan Boyo
Salah satu monumen yang paling terkenal di Kota Pahlawan ini adalah Suro dan Boyo yang dilambangkan sebagai pekelahian antara Suro (hiu) dan Boyo (Buaya). Dua suku kata yang digunakan menjadi nama Surabaya, sampai sekarang ini.

Menurut hipotesis Godfried Hariowald von Faber, warga Surabaya berkebangsaan Jerman yang juga ahli sejarah, Surabaya didirikan pada 1275 M oleh Raja Kertanegara. Lokasi ini dipilih sebagai tempat pemukiman baru bagi prajurit yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan 1270 M.
Hipotesis lain mengatakan kalau Surabaya dulu bernama Ujung Galuh. Konon, setelah Kerajaan Majapahit berhasil mengalahkan tentara Tartar, Raden Wijaya mendirikan Keraton di Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin di sana. Jayengrono terkenal sakti karena menguasai Ilmu Buaya, sehingga kekuasaannya makin kuat dan mandiri, bahkan sampai dianggap mengancam kedaulatan Majapahit.

Untuk menyelaraskan ini, diutuslah Sawunggaling pemuda sakti yang menguasai Ilmu Sura (hiu) untuk menaklukkan Jayengrono. Adu kekuatan kedua pendekar ini akhirnya terjadi di pinggir Sungai Mas (Kali Mas), pecahan sungai Brantas yang berhulu di Kota Mojokerto, mengalir ke arah timur laut dan bermuara di Surabaya. Adu kekuatan keduanya berlangsung tujuh hari, siang dan malam, dan berakhir tragis. Keduanya wafat kehabisan tenaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau