Volume mobil yang dikirim utuh ke kedua negara itu meroket sampai 185 persen (AS) dan 13,2 persen (China). Nama Toyota juga makin pulih dengan meredanya sentimen negatif produk-produk Jepang di mata warga China. Dari AS, perekonomian yang membaik membuat orang mulai beli mobil. Nilai yen yang turun memperbesar keuntungan merek-merek Jepang untuk meningkatkan ekspor.
"Pelemahan yen punya efek ekspor agak lambat, tapi bisa memperbesar margin keuntungan bagi pabrikan dengan memotong harga," jelas Taro Saito, ekonom senior dari NLI Research Institute, dilansir Automotive News, akhir pekan lalu (21/12/2013).
Sedangkan untuk China, permintaan akan lebih lambat tumbuh karena laju ekonomi negara ini mulai stabil bahkan menurun.
Turun
Nilai yen turun 16 persen terhadap dollar AS tahun ini. Meski demikian, kinerja ekspor pada November lalu turun 0,2 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. "Permintaan dari Asia juga banyak membantu di November. "Data membuktikan meningkatnya ekspor dari Jepang mencerminkan pemulihan perekonomian global," jelas Takeshi Minami, ekonom dari Norinchukin Research Institute.
"Kondisi ini positif, meski laju ekonomi global masih belum bisa cepat, kondisi pemulihan masih berlangsung," tutup Takeshi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.