Jakarta, KompasOtomotif – How Much You Pay is What You Get! (Seberapa besar yang Anda bayar, itulah yang Anda dapatkan!). Filosofi ini sering kita dengar, mengindikasikan bahwa jangan berharap lebih dengan barang yang lebih murah. Sama seperti ketika Anda memutuskan beli pelek replika, dapat harga jauh lebih murah, tapi kualitas jelas jauh di bawah aslinya.
Jayaban Autofashion ,di MGK Kemayoran, memberi gambaran standar keamanan dan kekuatan pelek, yaitu dari kodenya. Badan internasional yang menangani standarisasi untuk pelek racing adalah Japan Light Alloy Automotive Wheel Testing Council (JWL), dan Japan Vehicle Inspection Association (VIA) yang biasanya tertera pada pelek.
Setiap pabrik yang memproduksi pelek harus melewati beberapa tahap proses pengecekan sebelum diperbolehkan membubuhi tanda JWL dan VIA sebagai tanda bahwa pelek lulus uji. Tanda ini terdapat di pelek-pelek bawaan (OEM), pelek orisinal (Jepang, Amerika, Itali, Jerman dll). Juga ada sebagian pelek replika untuk menjamin kuat dan aman sesuai fungsi dan aturan.
Tapi jika Anda memilih pakai replika yang tidak mencantumkan kode-kode tersebut, ada beberapa tips yang bisa dicoba untuk agar pelek awet:
1. Teratur spooring-balancing, contohnya per 10.000 km atau rentang waktu yang Anda inginkan.
2. Gaya mengendarai mobil harus juga menyesuaikan. Jika menaikkan ukuran pelek, sadari bahwa kenyamanan berkurang dan kaki-kaki rentan terbentur keras. Dalam hal ini, perhatikan benturan-benturan tidak terduga, polisi tidur, jalan kereta api yang rusak, trotoar, separator busway dan lainnya.
3. Gunakan ban yang memiliki kualitas baik dan lentur, termasuk pemilihan profil ban yang ideal.
4. Kalau pakai ban seken, pilih ban yang tidak jauh tanggal produksinya karena dikhawatirkan ban getas dan membuat benturan semakin keras.
5. Cek kembali tekanan angin ban agar kondisinya optimal saat dipakai dan mampu meredam benturan. Dengan tekanan angin yang benar, membuat ban lebih awet dan mencegah terjadinya benjol.