DEPOK, KOMPAS.com - Ekspor mobil buatan Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2024. Hal ini seiring dengan kondisi global dan penurunan daya beli di beberapa negara tujuan.
"Secara umum demand di global itu turun, mungkin antara 5-10 persen ya. Tetapi beda-beda wilayah juga, sih," ujar Wakil Presiden Direktur PT Toyota Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di Depok, Jawa Barat, Rabu (30/10/2024).
Namun, ia menyampaikan bahwa saat ini terdapat suatu fenomena yang perlu dipelajari lebih lanjut. Di mana, beberapa negara tujuan ekspor justru tengah menunjukkan peningkatan permintaan.
Baca juga: Mitsubishi Indonesia Bangun Pusat Pelatihan Terbesar di ASEAN
Padahal kini terdapat tren perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari ketidakpastian geopolitik hingga kebijakan moneter yang ketat.
"Nah, naiknya ini kita tenggarai karena antisipasi pemerintah sana atas gangguan logistik imbas perang. Sehingga mereka meningkatkan persediaan. Jadi bukan karena permintaan," kata dia.
Bob menjelaskan, bila jalur transportasi seperti Terusan Swiss mengalami hambatan, pengiriman barang akan dialihkan ke jalur alternatif seperti Tanjung Harapan.
"Jadi selain waktunya yang bakal lebih lama, cost-nya juga akan lebih tinggi. Ini berpotensi meningkatkan biaya operasional bagi produsen," kata dia.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total ekspor mobil buatan dalam negeri pada tahun 2023 mencapai 505.134 unit.
Baca juga: Kakorlantas Sebut BPKB Elektronik Jadi Pilihan Pemilik Kendaraan
Namun, pada periode Januari-September 2024, ekspor mobil Indonesia tercatat sebesar 343.223 unit, mengalami penurunan sebesar 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 379.506 unit.
Dalam angka tersebut, Toyota tetap mendominasi pasar dengan menguasai 35,4 persen dari total ekspor.
Pihak Gaikindo belum lama ini juga telah merevisi proyeksi penjualan mobil di pasar domestik imbas kondisi yang tak menentu dari 1,1 juta unit ke 850.000 unit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.