Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Transportasi Minta Menhub yang Baru Tangani Masalah ODOL

Kompas.com - 23/10/2024, 11:12 WIB
Stanly Ravel

Editor

2

JAKARTA, KOMPAS.com - Dudy Purwagandhi resmi dilantik menjadi Menteri Perhubungan (Menhub) yang baru di Kabinet Merah Putih. Kehadirannya menggantikan posisi Budi Karya Sumadi.

Meski baru menjabat, namun sudah ada beberapa masukkan dari pengamat transportasi untuk Menhub yang baru. Paling utama terkait masalah keselamatan dan pembenahan infrastruktur transportasi yang harus berlanjut.

Bicara soal keselamatan, pengamat transportasi Djoko Setijowarno, yang juga merupakan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat menjelaskan, pentingnya penyelesaian terkait kendaraan over dimension dan over load alias ODOL.

Djoko menjelaskan, sejak 2017 upaya pembenahan sebenarnya sudah dilakukan, namun masih ada kendala antar kementerian yang belum sepakat hingga akhirnya tertunda. Padahal, di lain sisi, kecelakaan terkait ODOL semakin hari semakin sering terjadi.

Baca juga: Dosa Truk ODOL, dari Bikin Rusak Jalan Sampai Tabrak Belakang

Mirisnya lagi, pengusaha angkutan dan pemilik barang kerap lepas tangan atau tanggung jawab ketika terjadi insiden atau kecelakaan, sehingga tak mendapat sanksi hukum.

"Sopir truk adalah korban sistem angkutan logistik yang masih karut-marut di negeri ini. Bahkan, presiden terpilih harus segera turun tangan dengan menerbitkan instruksi presiden tentang penuntasan angkutan barang," ujar Djoko dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Selasa (22/10/2024).

Bicara kasus kecelakaan lalu lintas imbas ODOL yang sampai menimbulkan korban jiwa, belakang ini cukup banyak terjadi di beberapa wilayah hingga banyak mendapat perhatian masyarakat.

Tak hanya kecelakaan saja, keberadaan ODOL juga dianggap merugikan negara karena banyak infrastruktur jalan yang rusak imbas dilewati muatan berlebih.

Baca juga: Truk Sound Horeg dengan Speaker Besar Coba Rusak Lampu Jalan

Djoko mengatakan, jalan rel dan perairan belum maksimal digunakan untuk mengangkut logistik. Untuk itu, perlu ada kesetaraan ongkos angkutan di jalan raya dan jalan rel dengan tujuan beban jalan raya tidak berlebihan angkut barang.

"Logistik jalan rel masih dikenakan PPN, bergerak menggunakan BBM non subsidi dan pengenaan TAC, sehingga tarif menggunakan moda KA menjadi mahal," ujarnya.

Dengan adanya alternatif tersebut, maka secara tidak langsung juga bisa menekan peredaran truk ODOL yang sampai saat ini bebas beroperasi di jalan-jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

2
Komentar
gila emg sekarang truk2 angkutannya gede2 serem ,saya tinggal di pantura, tiap hari liat truk odol kyk gitu


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Polres Bogor Copot Patwal Alphard usai Viral karena Pepet Pemotor di Puncak
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau