Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Sinar Matahari, Retak dan Risiko Pecah Ban

Kompas.com - 02/09/2024, 20:51 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinding ban retak-retak bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun salah satu sebab paling kuat ialah paparan sinar matahari berlebih sehingga membuat karet ban jadi “getas.”

Bagus Raditya, Supervisor Trijaya Ban 83, di Otista, Jakarta Timur, mengatakan, pemilik mobil disarankan jangan sering parkir di bawah sinar matahari langsung karena dapat membuat ban jadi kering.

Baca juga: Daftar Harga Sedan Bekas per September 2024, Camry mulai Rp 30 Jutaan

Ilustrasi ban mobil aus.Fathan Radityasani/Kompas.com Ilustrasi ban mobil aus.

Ban jadi getas karena paparan sinar matahari memang tidak langsung terjadi tapi terjadi berkala. Namun jika ban sudah kering dan timbul retak bakal membuat umur ban jadi pendek.

“Dinding ban kering kalau terlena matahari memang tidak langsung tapi bertahap,” ujar Adit panggilannya yang ditemui Kompas.com, di Jakarta, akhir pekan lalu.

“Misalkan ban itu bisa sampai 8 tahun dengan (pemakaian) Km rendah, tapi kalau terkena sinar matahari itu 3 tahun sudah kering dan terlihat retak retak,” katanya.

Baca juga: Update Harga LSUV Bekas September 2024, Terios mulai Rp 76 Jutaan

Ganti ban mobil merupakan keterampilan dasar bagi setiap pengemudi mobil. Suzuki Bali Ganti ban mobil merupakan keterampilan dasar bagi setiap pengemudi mobil.

Adit mengatakan, ban retak berisiko jika dipakai jalan. Tergantung retaknya. Tapi jika sudah parah maka dikhawatirkan bisa meledak jika tekanan udara terlalu tinggi.

“Risikonya ialah grip pasti kurang, kalau daya cengkeram berkurang saat pengendalian di jalan panas dan basah sangat berisiko,” katanya.

“Kalau di jalan basah bisa terjadi selip sedangkan di jalan panas kalau dipakai terus-terusan, si karet tidak bisa menahan panas risiko paling berat bisa pecah ban,” ujar Adit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau