Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Banggakan Industri Pengolahan Nikel dalam Pidato Kenegaraan

Kompas.com - 16/08/2024, 15:16 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) turut menyoroti perkembangan hilirisasi industri berbasis daya saing tinggi yang telah dilakukan sejauh ini dalam pidato kenegaraan terakhirnya di Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Hal tersebut diungkapkan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat.

"Kita juga telah mengambil langkah besar dalam upaya meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan mentah, tapi mengolahnya dulu di dalam negeri," kata Jokowi.

Baca juga: Alasan Kenapa Isi Coolant Radiator Tidak Boleh Lebih dari Garis Maksimal

PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), terus mengakselerasi industri hilirisasi nikel di Indonesia serta mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi serta lapangan pekerjaan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkar industri.dok. PT GNI PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), terus mengakselerasi industri hilirisasi nikel di Indonesia serta mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi serta lapangan pekerjaan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkar industri.

"Walau banyak negara lain menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tapi kita sebagai bangsa yang berdaulat, sebagai bangsa yang besar, kita tidak goyah, bahkan terus maju melangkah," ucap dia.

"Langkah tersebut dimulai dari nikel, bauksit, dan tembaga yang akan dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan," lanjut Jokowi.

Untuk diketahui, hasil pengolahan nikel merupakan bahan mentah yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai aspek tidak terkecuali pada sektor otomotif, seperti lapisan anti-karat, velg, bemper, sampai komponen utama pada baterai kendaraan listrik.

Dalam delapan tahun belakangan sudah terdapat sejumlah industri produsen bahan baku yang beroperasi, yakni smelter nikel dan turunannya di Morowali, Sulawesi Tengah, serta smelter di Weda Bay di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Selain itu, ada juga telah memiliki pabrik produksi sel baterai dari PT Hyundai-LG Indonesia (HLI) Green Power dan pabrik anoda baterai lithium punya PT Indonesia BTR New Energy di Kendal, Jawa Tengah.

Dalam waktu dekat, Indonesia akan memiliki produsen smelter bahan baku untuk baterai kendaraan listrik dari Freeport dan PT AMAN di Sumbawa dan Gresik, disusul pabrik bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat.

Baca juga: Alasan Kenapa Isi Coolant Radiator Tidak Boleh Lebih dari Garis Maksimal

Daerah penghasil bauksit sangat banyak di Indonesia, di mana daerah penghasil bauksit di indonesia adalah terkonsentrasi di Sumatera dan Kalimantan, kemudian di indonesia bauksit ditemukan di daerah Sulawesi.DOK. Humas MIND ID Daerah penghasil bauksit sangat banyak di Indonesia, di mana daerah penghasil bauksit di indonesia adalah terkonsentrasi di Sumatera dan Kalimantan, kemudian di indonesia bauksit ditemukan di daerah Sulawesi.

"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200.000 lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara Rp 158 triliun selama delapan tahun ini," kata Jokowi.

"Kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat," lanjutnya.

"Oleh sebab itu, kita juga telah mengambil kembali aset kita yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, yang selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau