Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kecelakaan Bus dan Truk di Tol Jombang-Mojokerto, Jangan Mengemudi dalam Kondisi Ngantuk

Kompas.com - 24/05/2024, 12:42 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Kecelakaan maut menimpa bus pariwisata Bimario yang membawa rombongan siswa sekolah menengah pertama (SMP) PGRI 1 Wonosari, Malang, Jawa Timur (Jatim), dan truk di Kilometer 695+400 jalur A Tol Jombang-Mojokerto, Jatim, Minggu (21/5/2024).

Akibatnya 2 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka. Menurut polisi, pemicu terjadinya kecelakaan tersebut diduga sopir mengantuk.

“Dari hasil analisis, pengemudi bus diduga mengantuk sehingga terjadi kecelakaan,” ujar kata Kanit 3 PJR Polda Jatim AKP Yudiono, Rabu (22/5/2024).

Baca juga: Kemenhub Temukan Pemalsuan Bukti Lulus Uji Elektronik Bus Pariwisata


Ahmad Wildan, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan pemahaman masyarakat soal pentingnya mengatur waktu istirahat dalam perjalanan wisata masih lemah.

“Kami sering menemukan wisatawan mengabaikan waktu istirahat, padahal sopir membutuhkan istirahat atau tidur berkualitas agar setelahnya tetap bisa mengoperasikan kendaraan dengan baik,” ucap Wildan kepada Kompas.com, Senin (20/5/2024).

Hasil temuan KNKT cukup mengejutkan, pasalnya ada wisatawan yang hampir seminggu penuh melakukan perjalanan tanpa berhenti istirahat sehingga kondisi kesehatan mereka mengkhawatirkan menurut Wildan.

Baca juga: Kemenhub Temukan Masih Banyak Bus Pariwisata Tak Laik Jalan

Kondisi Bus Pariwisata Bimario setelah dievakuasi ke Satlantas Polres Jombang, Jawa Timur, Rabu (22/5/2024). Kendaraan yang membawa puluhan siswa SMP PGRI 1 Wonosari, Malang, mengalami kecelakaan di jalan tol Jombang - Mojokerto, Selasa (21/5/2024) malam.KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Kondisi Bus Pariwisata Bimario setelah dievakuasi ke Satlantas Polres Jombang, Jawa Timur, Rabu (22/5/2024). Kendaraan yang membawa puluhan siswa SMP PGRI 1 Wonosari, Malang, mengalami kecelakaan di jalan tol Jombang - Mojokerto, Selasa (21/5/2024) malam.

“Hanya istirahat di bus dan di tempat ziarah sebentar, sebagian besar waktunya dihabiskan di jalan, dan yang lebih mengejutkan lagi pengemudinya juga cuma satu, saat KNKT coba ukur tensinya sebagian besar tensinya tinggi dan dalam keadaan tidak sehat,” ucap Wildan.

Wildan mengatakan faktor kelelahan dapat membuat pengemudi mengalami kehilangan kesadaran sekejap dan imbasnya cukup fatal bila sampai terjadi kecelakaan. Seharusnya wisatawan memperhatikan kondisi kesehatan penumpang termasuk sopir.

Menurut Wildan pengabaian tersebut tak lepas dari pemahaman mereka dalam berkeyakinan, khususnya soal tawakal atau berserah diri kepada Tuhan.

Baca juga: Buntut Kecelakaan Bus Rombongan SMP, Pemkab Keluarkan SE Imbau Study Tour Dilakukan di Malang Raya

“Konsep berserah diri kepada Tuhan wajib diimbangi dengan usaha dan persiapan matang, sehingga sikap yang seharusnya diambil para wisatawan tidak justru mengabaikan waktu istirahat dan segala risikonya,” ucap Wildan.

Seharusnya pihak panitia wisata membuat itinerary perjalanan bijak sehingga tidak memforsir sopir dan memperhatikan kondisi semua penumpangnya demi terciptanya pariwisata yang aman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com