Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarang Modifikasi Mobil Hybrid kalau Enggak Mau Rugi

Kompas.com - 25/03/2024, 10:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini tren modifikasi terus meningkat tidak hanya pada mobil konvensional, tetapi mulai merambah ke kendaraan elektrifikasi.

Meski begitu, modifikasi pada mobil hybrid tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Sebab, jika salah bisa berakibat fatal hingga rugi puluhan juta rupiah.

Lung Lung, CEO Dokter Mobil, mengatakan, saat ini memang tidak sedikit pemilik mobil hybrid yang melakukan modifikasi. Namun, dirinya tidak menyarankan hal tersebut.

Baca juga: Hasil Klasemen Usai MotoGP Portugal 2024, Martin Teratas, Bagnaia Keluar 3 Besar

Misalnya saja modifikasi yang dilakukan pada sektor audio. Menurut Lung Lung, baterai mobil hybrid dengan aki mobil konvensional memiliki voltase yang berbeda. Sehingga jika pemilik kendaraan memaksa untuk melakukan modifikasi menggunakan sistem kelistrikan pada baterai mobil hybrid, bisa berpotensi merusak bagian inverter.

“Namanya mobil hybrid atau electric vehicle (EV) tidak boleh dicolek-colek kelistrikannya, untuk ganti lampu, audio, atau apapun. Itu bisa bikin jebol inverter. 800 volt (baterai mobil hybrid) itu tidak sama dengan voltase head unit, karena biasanya kan cuma pakai 12 volt,” ucap Lung Lung kepada Kompas.com, di Jakarta Utara, belum lama ini.

Lung Lung menjelaskan, pada mobil hybrid atau EV, inverter memainkan peran kritis. Inverter merupakan komponen pengubah arus listrik. Pada baterai tersimpan arus listrik Direct Current (DC), saat energi listrik dari baterai dibutuhkan, aliran listrik tersebut akan disalurkan lebih dulu ke inverter.

“Biasanya letaknya di depan, berupa kotak besar, yang semua kabel oranyenya dicolok ke situ, itu namanya inverter,” kata Lung Lung.

Dari dalam inverter, arus listrik DC diubah menjadi arus listrik alternating current (AC). Arus listrik AC dibutuhkan sebagai energi untuk menggerakan motor listrik sesuai besaran tenaga yang diperlukan. Secara bersamaan, inverter juga mengubah arus listrik AC menjadi DC kembali.

Baca juga: Video Drama Marquez dan Bagnaia Tabrakan di MotoGP Portugal 2024

“Inverter yang dibebani itu (dengan modifikasi) bikin cepat rusak. Dan kalau sudah rusak harganya mahal,” kata Lung Lung.

Seperti contoh, untuk inverter hibrida merek Toyota banderolnya mencapai puluhan juta rupiah. Selain itu, unit yang dijual tersebut merupakan second alias bekas pakai.

“Inverter untuk merek Toyota harganya Rp 80 juta, dan itu pun second, copotan,” ucap Lung Lung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
9 Tempat di Sentul dan Puncak Termasuk Bobobox Disegel Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau