JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini tren modifikasi terus meningkat tidak hanya pada mobil konvensional, tetapi mulai merambah ke kendaraan elektrifikasi.
Meski begitu, modifikasi pada mobil hybrid tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Sebab, jika salah bisa berakibat fatal hingga rugi puluhan juta rupiah.
Lung Lung, CEO Dokter Mobil, mengatakan, saat ini memang tidak sedikit pemilik mobil hybrid yang melakukan modifikasi. Namun, dirinya tidak menyarankan hal tersebut.
Misalnya saja modifikasi yang dilakukan pada sektor audio. Menurut Lung Lung, baterai mobil hybrid dengan aki mobil konvensional memiliki voltase yang berbeda. Sehingga jika pemilik kendaraan memaksa untuk melakukan modifikasi menggunakan sistem kelistrikan pada baterai mobil hybrid, bisa berpotensi merusak bagian inverter.
“Namanya mobil hybrid atau electric vehicle (EV) tidak boleh dicolek-colek kelistrikannya, untuk ganti lampu, audio, atau apapun. Itu bisa bikin jebol inverter. 800 volt (baterai mobil hybrid) itu tidak sama dengan voltase head unit, karena biasanya kan cuma pakai 12 volt,” ucap Lung Lung kepada Kompas.com, di Jakarta Utara, belum lama ini.
Lung Lung menjelaskan, pada mobil hybrid atau EV, inverter memainkan peran kritis. Inverter merupakan komponen pengubah arus listrik. Pada baterai tersimpan arus listrik Direct Current (DC), saat energi listrik dari baterai dibutuhkan, aliran listrik tersebut akan disalurkan lebih dulu ke inverter.
“Biasanya letaknya di depan, berupa kotak besar, yang semua kabel oranyenya dicolok ke situ, itu namanya inverter,” kata Lung Lung.
Dari dalam inverter, arus listrik DC diubah menjadi arus listrik alternating current (AC). Arus listrik AC dibutuhkan sebagai energi untuk menggerakan motor listrik sesuai besaran tenaga yang diperlukan. Secara bersamaan, inverter juga mengubah arus listrik AC menjadi DC kembali.
“Inverter yang dibebani itu (dengan modifikasi) bikin cepat rusak. Dan kalau sudah rusak harganya mahal,” kata Lung Lung.
Seperti contoh, untuk inverter hibrida merek Toyota banderolnya mencapai puluhan juta rupiah. Selain itu, unit yang dijual tersebut merupakan second alias bekas pakai.
“Inverter untuk merek Toyota harganya Rp 80 juta, dan itu pun second, copotan,” ucap Lung Lung.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/25/100200915/jangan-sembarang-modifikasi-mobil-hybrid-kalau-enggak-mau-rugi