JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah diguyur hujan berjam-jam pada Jumat (22/3/2024), sebagian wilayah Jakarta langsung mengalami banjir. Tak sedikit pengendara mobil yang terjebak dalam kondisi tersebut.
Namun, untuk melewati banjir, tidak bisa sembarang dilakukan. Pengendara mobil harus melakukan perhitungan dan melewatinya menggunakan teknik tertentu agar tetap aman dan tidak mengalami mogok.
Baca juga: Perlukah Mobil Menyalakan Lampu Hazard Saat Terjang Banjir?
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, pengemudi harus paham bahwa mobil pada umumnya diciptakan memang tidak bisa berenang atau menerobos banjir.
"Jika dipaksakan bisa mengakibatkan mesin retak karena water hammer atau terseret arus," ujar Sony, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Namun demikian, Sony menambahkan, tiap mobil memiliki batas toleransi, yakni tinggi genangan maksimal setengah ban. Jika lebih dari itu, maka risiko air masih ke dalam mesin atau kabin lebih tinggi.
Baca juga: Awas Macet, Tol Sedyatmo Arah Bandara Soekarno-Hatta Banjir
"Untuk melewatinya, masukkan gigi paling rendah dan berjalan pelan. Tidak perlu main kopling untuk mobil manual. Agar tidak menciptakan gelombang ombak, baik ke lingkungan maupun ke atas kap mesin," kata Sony.
"Supaya mesin tidak mati, tahan putaran mesin di 1.000 RPM. Jika lebih dari itu, sudah bisa menciptakan gelombang," ujarnya.
Menurut Sony, jika banjir disertai dengan arus, sebaiknya urungkan niat untuk melintas. Jika terjebak di tengah-tengah banjir dan semakin dalam, sebaiknya matikan mesin dan segera evakuasi diri dan penumpang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.