Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Ban Truk Terlepas Saat Berjalan dan Antisipasinya

Kompas.com - 27/02/2024, 19:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini beredar video di media sosial yang memperlihatkan ban truk terlepas ketika berjalan dan menghantam pedagang rujak di Jalan Raya Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Senin (26/2/2024).

Diunggah akun Instagram @bandung.banget, kejadian singkat ini bermula dari truk yang berjalan santai melewati seorang pedagang di pinggir jalan, tiba-tiba bannya terlepas.

Naas ban dari angkutan bernomor polisi B 9275 TEJ itu langsung mengenai kepala korban. Sehingga membuatnya mengalami kondisi kritis sampai meninggal ditempat.

Baca juga: Video Viral Pedagang Rujak di Bandung Tewas Dihantam Ban Truk yang Lepas

Polisi saat melakukan olah TKP di lokasi pedagang rujak dihantam ban truk kontainer, Senin (26/2/2024).

Tribun Jabar/Satlantas Polres Cimahi Polisi saat melakukan olah TKP di lokasi pedagang rujak dihantam ban truk kontainer, Senin (26/2/2024).

Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY Bambang Widjanarko mengatakan, ada dua penyebab copotnya roda truk saat sedang berjalan.

“Pertama karena pemasangan yang tidak sempurna. Kurang kencang baut dan murnya. Kedua karena baut yang putus,” ucap Bambang kepada Kompas.com belum lama ini.

Ia mengatakan, penyebab putusnya baut ini sebenarnya sepele dan kerap dilupakan. Hanya karena drat baut dan mur yang kurang bersih, efeknya roda truk bisa sampai copot karena baut yang patah.

“Baut putus karena pas dipasang, dratnya ada kerak yang kurang dibersihkan. Ketika dipakai jalan, keraknya rontok karena getaran,” kata Bambang.

Baca juga: Belum Semua Paham, Ini Fungsi Garis Kotak Kuning di Tengah Jalan

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bandung Banget! (@bandung.banget)

Kerak di baut dan mur ini biasanya karena lumpur mengering atau tanah. Jadi sebaiknya sebelum dipasang, drat baut dan mur harus disikat kawat dahulu.

Lantas adakah langkah antisipatif yang bisa diambil supaya pejalan kaki atau pengguna jalan lainnya terhindar dari kondisi mengerikan tersebut?

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, ada bahaya yang tidak bisa diantisipasi dan tidak bisa diantisipasi.

Misalnya sudah menjaga jarak aman (sedang naik kendaraan atau berjalan kaki), tapi terkena ban mobil yang lepas dari arah berlawanan, itu tidak bisa diantisipasi.

"Kejadian seperti ban truk yang lepas ini sulit untuk diantisipasi. Namun ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menyikapinya, yaitu selalu memilhara jarak aman dan mengerti apa yang dilihat,” ucap Jusri saat dihubungi.

Baca juga: Alasan Kenapa Banyak Mobil Suka Ngebut di Bahu Jalan Tol

Ban truk QuesterKompas.com/ Janlika Putri Ban truk Quester

Ia melanjutkan, memilihara jarak aman ini linear dengan waktu persepsi manusia dan waktu reaksi mekanikal. Artinya, ketika melihat kejadian tak terduga, butuh berapa detik untuk melakukan manuver atau menghindar.

Apabila tidak memiliki jarak aman, artinya tidak memiliki ruang dan waktu untuk analisa dan bereaksi. Kebiasaan memilihara jarak ini harus diikuti dengan mengerti apa yang dilihat.

“Arti dari mengerti apa yang dilihat adalah, kalau terlalu mepet dengan mobil di depan seharusnya sudah mengerti, bisa kurangi kecepatan atau menyalipnya. Begitu juga saat dibuntuti dari belakang, bisa membiarkannya lewat atau tancap gas,” ucap Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com