JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini ada kejadian pengendara motor yang masuk ke Jalur Transjakarta dan marah-marah karena tidak diberi jalan oleh sopir bus saat mau putar balik. Akibatnya dia kena tilang di depan oleh Polisi yang bertugas.
Baca juga: Dua Mobil Saling Pepet di Jalan, Ingat Kelola Emosi Saat Berkendara
View this post on Instagram
Uniknya, sudah jelas pengendara motor tadi melanggar aturan. Tapi kelihatan malah dia yang lebih galak, bahkan sampai emosi. Dia yang salah, dia yang galak, fenomena yang sering ditemui di jalanan Indonesia.
Amanda Margia Wiranata, Psikolog Klinis dan Play Therapist mengatakan, fenomena tersebut bisa dibilang cara orang melindungi diri saat melakukan kesalahan atau disebut coping mechanism.
“Setiap orang punya coping mechanism yang berbeda-beda, salah satunya dengan memproyeksi diri. Proyeksi itu kita memproyeksikan kesalahan kita pada orang lain. Saya yang salah tapi saya menuduh orang lain yang salah,” kata Amanda kepada Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).
Baca juga: Mitsubishi Outlander PHEV Ralliart Dikabarkan Meluncur Tahun Ini
Jadi orang tadi cenderung menyalahkan orang lain, padahal jelas dia yang salah. Oleh karena it, disarankan agar bertindak responsif, bukan reaktif seperti kebanyakan orang yang ada di jalanan.
“Reaktif itu sesuatu yang terjadi secara otomatis karena coping mechanism. Sedangkan responsif itu melihat situasi, kira-kira apa sebaiknya yang dilakukan, saya yang salah, saya mengakui dan menerima konsekuensinya,” kata Amanda.
Sedangkan di Indonesia, orang sering takut dengan konsekuensi yang ada. Misal pengendara tadi takut tertangkap polisi, takut bayar denda dan sebagainya, makanya reaksi emosi yang tadi keluar sebagai bentuk coping mechanism.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.