Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motor Baru Turun Mesin, Jangan Langsung Geber Mesin

Kompas.com - 29/01/2024, 19:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap sepeda motor yang baru turun mesin atau dilakukan pergantian komponen pada bagian dapur pacu, harus melewati masa inreyen paling tidak satu bulan.

Langkah tersebut supaya komponen yang baru diganti itu melakukan penyesuaian atau adaptasi. Juga, berguna untuk membersihkan mesin dari sisa-sisa gram (serpihan logam) pada komponen dimaksud.

Teknisi Kings Motor Yamaha, Sobri menyatakan, sedikitnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan inreyen. Salah satunya ialah motor tidak boleh dibawa ngebut atau digeber.

Baca juga: Pencapaian Wuling di Segmen Mobil listrik di Indonesia

Ilustrasi berkendara motor saat hujanKOMPAS.com/daafa Ilustrasi berkendara motor saat hujan

"Jangan digeber dulu. Kecepatan maksimal 60 kilometer dengan perpindahan gigi 4.000 rpm," katanya kepada Kompas.com, Senin (29/1/2024).

Kemudian apabila perjalanan jauh dan macet, kendaraan perlu diistirahatkan setiap setengah jam sekali. Ini berlaku untuk pemakaian berangkat kerja, tidak untuk pulang kampung.

Terakhir pada satu minggu atau 500 kilometer, wajib ganti oli lagi dan cek ulang ke bengkel yang melakukan servis.

"Pada pengecekkan pertama tidak dipungut biaya," ucap dia.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Mekanik Bengkel AHASS DAM, Wahyudin juga mengatakan selama masa inreyen sebaiknya pergunakan motor senormal mungkin dan pelan-pelan jika ingin meningkatkan kecepatan.

Baca juga: Catat, Pelat Nomor Dewa Hanya untuk Kendaraan Dinas Saja

Ilustrasi ganti oliOtomania/Setyo Adi Ilustrasi ganti oli

"Contoh, motor baru 45 km odometernya. Jika idealnya pake motor kecepatan dari 0 kpj sampe 80 kpj, bisa ditempuh dalam waktu 9-10 detik. Sebaiknya kenaikan kecepatannya berangsur saja jadi bisa makan waktu 20-25 detik," ujar Wahyudin, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Lalu sebisa mungkin hindari memutar gas terlalu penuh, berkendara dengan kecepatan tinggi, atau mengerem secara mendadak.

Sebab, bukan hanya bagian dalam mesin yang butuh adaptasi. Tapi, bagian yang ada di luar seperti pengereman dan ban juga butuh penyesuaian.

Baca juga: Indonesia Krisis Angkutan Umum, Masih Senang Pakai Kendaraan Pribadi

"Masa inreyen itu paling sedikit 250 km, paling lama 500 km. Kalau pengalaman saya, tiap pabrikan motor besar punya rekomendasi sendiri-sendiri, bisa dilihat di buku manualnya," kata Wahyudin.

Saat odometer mencapai 250 km atau 500 km, sudah harus diganti oli agar sisa-sisa partikel atau serpihan logam hasil gesekan antar komponen di dalam mesin dapat larut dan terbuang bersama oli bawaan motor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau