JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan mobil listrik asal China, BYD, sukses merebut posisi puncak produsen kendaraan roda empat atau lebih berbasis listrik terlaris di dunia dari Tesla.
Pencapaian tersebut tentu tak terlepas dari sejumlah strategi perseroan untuk membentuk ekosistem industri otomotif baru yang lebih ramah lingkungan dan memanfaatkan baterai sebagai tenaga utama di mobil.
Lebih rinci, dilansir laman Autoblog, Minggu (7/1/2024) salah satu strategi itu ialah memproduksi komponen kendaraan listrik secara mandiri. Sehingga BYD mampu menghasilkan produk yang kompetitif.
Baca juga: BYD Seal dan Atto 3 Tertangkap Kamera di Tol JORR, Sedang Dikirim
Komponen yang dibangun sendiri itu termasuk baterai. Baterai (Blade Battery) merupakan salah satu komponen utama dan termahal dari sebuah kendaraan listrik.
BYD punya pabrik baterai sendiri yang dikelola anak perusahaan, FinDreams. Pabrik ini didirikan di Changzhou, China, dan mengembangkan baterai Lithium Iron Phosphate yang diklaim lebih pipih dengan jarak tempuh yang lebih jauh.
Blade Battery inilah yang kemudian digunakan pada mobil-mobil terbaru BYD.
Strategi lainnya ialah perusahaan berani untuk melakukan penetrasi ke pasar Amerika Selatan sampai Asia, termasuk Indonesia dengan tingkat GDP berada di level menengah.
Eagle Zhao, Presiden Direktur BYD Motor Indonesia menyebut pihaknya kini sedang menunggu perkembangan kebijakan yang baru saja dirilis Pemerintah RI, tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Baca juga: Mau Diresmikan Jokowi, Simak Rekayasa Lalu Lintas di Tol Pamulang Cinere Bogor
"Pemerintah Indonesia sangat fokus pada perkembangan kendaraan listrik. Ini kabar baik buat kami, sebagai produsen. Berkaca pada kondisi di Thailand, saat BYD masuk dan memulai bisnis, secara cepat kami merespon kepada kebutuhan di sana. Begitu juga dengan Indonesia ke depannya," jelas Eagle.
Kebijakan yang baru saja dirilis adalah Peraturan Presiden atau Perpres Nomor 79 Tahun 2023 yang merevisi aturan sebelumnya, Perpres Nomor 55 Tahun 2019, tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Melalui perubahan tersebut, perusahaan otomotif yang sudah memenuhi syarat dapat mengimpor mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) secara utuh atau completely built-up (CBU) tanpa biaya bea masuk dan dibebaskan PPnBM serta pajak daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.