Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir Truk Antar Muatan ke Pelabuhan, Makan Waktu 4 Hari

Kompas.com - 04/01/2024, 14:02 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas pernigaan tidak bisa terlepas dari pelabuhan untuk mengantarkan muatan antar pulau. Oleh karena itu truk sangat diandalkan agar muatan saat di jalur darat bisa sampai ke pelabuhan. 

Setiap harinya, deretan truk sudah mengantri di area pelabuhan untuk menjemput muatan atau mengantarkan muatan ke kapal. 

Sadam, sopir truk dari PT Adil Jaya mengatakan, hal yang kerap menjadi duka bagi sopir truk yang mengangkut muatan di pelabuhan adalah lamanya proses bongkar muatan. 

"Misalnya kita jalan dari pabrik atau pool hari Senin pagi menuju pelabuhan dengan mengangkut semen untuk disebrangkan oleh kapal, lalu kita sampai ke pelabuhan siang, itu belum tentu kita langsung bisa bongkar muatan. Masih ada sejumlah proses agar muatan bisa diturunkan dari truk ke kapal," katanya kepada Kompas.com, Selasa (4/1/2024). 

Baca juga: Tren Positif, Gaikindo Yakin Penjualan Mobil 2024 Tetap 1 Juta Unit

Serangkaian proses tersebut membuat sopir truk yang sudah tiba di pelabuhan harus menunggu lama hingga berhari-hari. Maka dari itu sopir truk mau tidak mau harus menginap di dalam truk guna memastikan muatan yang diangkut tetap aman. 

"Memang yang paling sedih itu kalau muatan yang kita bawa lama untuk dibongkar. Bisa sampai empat hari kita menunggu sampai prosesnya selesai. Kalau sudah selesai, nantinya kita bisa dapat barcode nomor antrian agar bisa masukan muatan dulu ke gudang dan diperiksa dulu di sana. Setelah semuanya selesai, baru kita bisa pulang, tapi tidak pulang ke rumah namun ke pool lagi untuk menjemput muatan lain," kata Sadam. 

Aktifitas perniagaan di Pelabuhan Sunda KelapaKOMPAS.com/ Carolus Dori Aktifitas perniagaan di Pelabuhan Sunda Kelapa

Baca juga: Klarifikasi Dishub Jakarta soal Video Petugas Naik Kap Mesin Mobil

Sadam sendiri menyangkan metode sebab membuat aktivitas para sopir truk tersendat dan terbuang terlalu lama di pelabuhan.

Maka dari itu jumlah perjalanan sopir truk dalam sebulan bisa berbeda-beda. Hal ini juga mempengaruhi uang yang dibawa pulang oleh sopir ke rumah. Sebab, besaran upah yang diterima sopir truk tergantung jumlah pulang-pergi saat mengangkut muatan. 

"Biasanya kita manfaatkan sisa ongkos dari upah borongan untuk kebutuhan selama di pelabuhan. Kita jarang pulang karena kalau terlalu sering pulang tapi tidak bawa uang yang cukup kasian keluarga. Kalau saya sebulan sekali saya sempatkan pulang," kata Sadam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau