Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

RI Ketok Kerja Sama China-Thailand untuk Produksi Kendaraan Listrik

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung kerja sama baru antara PT Powerspark Green Energy dengan dua perusahaan asal China dan Thailand untuk pembuatan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Tanah Air.

Kedua perusahaan dimaksud ialah Zhong An-Thai Engineering Company Limited serta Takuni Group Public Company Limited. Melalui kerja sama ini, akan dibangun pabrik pembuatan EV seluas 30 hektar di Cirebon, Jawa Barat.

"Kerja sama ini merupakan salah satu dukungan merealisasikan target Presiden Joko Widodo yang mencanangkan pada tahun 2030 nanti Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri 2,45 juta unit motor listrik," kata Bamsoet dalam keterangannya, Senin (27/11/2023).

"Selain itu, sebagai dukungan terhadap langkah Presiden yang menargetkan jumlah motor listrik di Indonesia pada tahun 2025 bisa menembus 2 juta unit, dan pada tahun 2030 mencapai 13 juta unit," ucap dia.

Pernyataan tersebut disampaikannya usai menyaksikan penandatanganan MoU antara ketiga perusahaan di Bangkok, Senin.

Turut hadir dalam pertemuan tekait, Presiden Direktur PT Powerspark Green Energy Richard Christoforus, Direktur Takuni Group Public Company Limited Chatchai Payuhanaveechai, dan Direktur Zhong An-Thai Engineering Company Limited Zoang Da Xue.

Bamsoet menjelaskan investasi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia merupakan langkah tepat. Terlebih, Indonesia memiliki potensi nikel yang besar sehingga mendukung penuh pengembangan industri kendaraan listrik.

US Geological Survey pun memproyeksikan cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton. Adapun sekitar lebih dari 40 persen nikel dunia ada di Indonesia yang tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.

Sementara catatan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan produksi nikel dunia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton, atau meningkat sekitar 21 persen dari produksi tahun 2021. Dari angka tersebut, sebanyak 48 persen atau sekitar 1,6 juta metrik ton adalah produksi Indonesia.

"Permintaan nikel dari industri kendaraan listrik diperkirakan akan tumbuh sebesar 28,0 persen CAGR sepanjang 2020-2030 menjadi 1,3 juta ton," kata Bamsoet.

"Indonesia ditargetkan akan menjadi pusat produksi kendaraan listrik dan fokus di hilir, serta menargetkan 300.000 mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030," ujarnya lagi.

Selama rentang waktu tersebut, kata Bamsoet, penjualan mobil listrik diperkirakan meningkat dari 2 persen menjadi 61 persen dari total penjualan mobil global.

"Produksi baterai listrik saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam mewujudkan Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam memproduksi kendaraan listrik. Mengingat baterai merupakan komponen kunci untuk kendaraan listrik dan berkontribusi sekitar 25-40 persen dari harga EV," kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/28/114200315/ri-ketok-kerja-sama-china-thailand-untuk-produksi-kendaraan-listrik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke