Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Mobil Jalan Sembarangan, Dikira Sopir Mabuk Ternyata Lansia

Kompas.com - 04/09/2023, 13:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di media sosial memperlihatkan mobil yang jalan pelan dan tidak fokus. Mobil berjalan ke kiri dan ke kanan membahayakan pengemudi lain, bahkan masuk ke tol.

Dalam video yang diunggah akun TikTok iyaaainimenyun, ban belakang mobil bahkan sempat menyenggol bibir pembatas jalan tol. Kemudian saat diberhentikan ternyata pemudinya sudah lansia atau lanjut usia.

Baca juga: Daftar Harga BBM Non-Subsidi Per 1 September 2023

"Kalau bapak dan ibu ini punya anak, semoga video ini fyp ke anaknya. Agak mereka tau kalau kedua orang tuanya sudah sangat tidak bisa untuk berpergian berdua saja, apalagi mengendarai mobil," tulis keterangan video dikutip Senin (4/9/2023).

@iyaaainimenyun Benerbener langsung keingat mama sama babee ???? #fyp #jakartacity ? Jiwa Yang Bersedih (Sped Up Version) - Ghea Indrawari

Menangapi video tersebut, muncul pertanyaan sampai usia berapa seseorang dianggap layak mengemudikan kendaraan atau mobil.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu, mengatakan, tidak ada peraturan yang menyebut secara eksplisit sampai usia berapa seseorang boleh mengemudi yang ada ialah batas usia boleh mengemudi yang tertuang dalam peraturan pembuatan SIM.

"Usia produkti buat orang layak mengendarai kendaraan itu tidak ada aturannya. Di negara-negara tertentu bahkan sampai 90 tahun pun masih legal masih legal membawa kendaraan," kata Jusri kepada Kompas.com.

"Namun ada keterangan atau undang-undang adalam aturan hukumnya baik di negara lain yaitu harus ada resertifikasi atau perpanjangan uji SIM," kata Jusri.

Ilustrasi menyetir mobiltravelers.com Ilustrasi menyetir mobil

Jusri menilai peran keluarga lebih penting daripada peraturan itu sendiri. Artinya jika melihat orang tua sudah renta, sudah tidak sanggup untuk mengendarai mobil maka jangan diberikan izin mengemudi.

Baca juga: Vinales Ketahuan Melanggar Regulasi Soal Tekanan Ban di Catalunya

"Kedua catatan buat keluarga ialah orang yang mengemudi itu harus layak secara mental dan fisik. Mental ini ternasuk intelegensia, empati dan emosi yang sangat subyektif," kata Jusri.

"Sebab orang bisa berubah hari ini atau besok. Jangankan beda hari beda jam saja bisa. Contoh orang sakit, yang tiba-tiba asma atau vertigo jadi bisa berubah apalagi secara normal tidak masalah apapun," katanya.

"Jadi kontrol umumnya dari perpanjang SIM, dan kontrol kecil ialah di tempat dia berada. Keluarganya mesti memerhatikan dan kalau di perusahaan, maka perusahaannya itu harus mengadakan uji kompetensi lagi," ujar Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau